Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komunikasi (STMIK) Bina Insani Kota Bekasi, Jawa Barat, mengembangkan aplikasi pelacak angkutan umum berbasis Android untuk menggeliatkan kembali bisnis angkutan konvensional.

"Aplikasi pelacak angkot ini hasil kerja sama kami dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam rangka program smart city Kota Bekasi sekaligus menggeliatkan kembali angkot konvensional," kata Wakil STMIK Bina Insani Didik Setiyadi di Bekasi, Jumat.

Menurut dia, era transportasi berbasis online telah `menggilas` bisnis usaha angkot konvensional yang tidak bergerak mengikuti perkembangan pasar akibat keterbatasan ilmu pengetahuan serta pendanaan.

Pihaknya telah menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan ITB untuk pemasangan Global Potitioning System (GPS) tracker pada angkot-angkot di Kota Bekasi.

Dari total 10 unit alat tracker yang dihibahkan ITB, kata Didik, sebanyak tujuh di antaranya telah aktif dan siap dinstalasi di angkot Kota Bekasi pada pekan depan.

"Saat ini servernya masih ada di ITB, tapi kalau uji coba ini berhasil, server akan dipindahkan ke kampus Bina Insani," ujarnya.

Dikatakan Didik, alat pelacak angkot tersebut akan berbasis mobile dengan menggunakan platform Android yang memungkinkan calon penumpang mendeteksi keberadaan angkot konvensional di Kota Bekasi, jadwal perjalanan, jumlah penumpang dan lama perjalanan.

Alat GPS tersebut akan didukung perangkat kamera pengintai atau CCTV selama proses penelitian berlangsung guna memonitoring hambatan di lapangan.

"Program ini merupakan komitmen kami dalam membantu pemerintah mewujudkan Smart City yang ideal di Kota Bekasi, di samping memberikan harapan lagi kepada pengusaha angkot konvensional untuk kembali bergeliat usahanya," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018