Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Pameran temporer Asian Games dengan tema "Dua Presiden RI Tuan Rumah Asian Games 1962-2018" di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud, Hilmar Farid mengatakan pameran tersebut digelar sebagai kontribusi Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud dalam menggelorakan Asian Games 2018.
"Melalui pameran ini masyarakat dapat mengetahui bahwa ini kali kedua Indonesia menyelenggarakan Asian Games," kata Hilmar.
Ia mengatakan, Asian Games pertama dilaksanakan tahun 1962 di era Presiden Soekarno dan 56 tahun kemudian Indonesia kembali menjadi tuan rumah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Gelora Bung Karno (GBK) menjadi salah satu monumen sejarah digelarnya Asian Games untuk pertama kalinya di Indonesia. Sejarah berdirinya GBK dipamerkan dalam bentuk foto serta miniatur dan ilustrasi Pameran temporer Asian Games 2018.
Ia mengatakan GBK itu suatu gelanggang olahraga yang bergelora. Melalui pameran ini setidaknya bisa membangkitkan kembali ingatan kolektif rakyat Indonesia bahwa masa itu bergotong-royong menyelenggarakan Asian Games, walau keadaannya jauh berbeda dengan tahun ini.
"Jika dulu kita mampu, maka tahun 2018 ini tidak ada alasan buat kita untuk tidak memberikan pelayanan yang terbaik dalam penyelenggaraan Asian Games ini," katanya.
Hilmar mengatakan, ada akan pameran yang lebih besar lagi untuk menggelorakan Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta. Pameran tersebut memamerkan kesiapan penyelenggaraan Asian Games Jakarta-Palembang.
Melalui pameran ini, Kemendikbud ingin agar publik menjadi tau bahwa Asian Games pernah dilaksanakan di Indonesia pertama kalinya tahun 1962.
"Jadi ada arti sejarahnya, setelah 56 tahun kemudian Asian Games diselenggarakan kembali di Indonesia," katanya.
Hilmar menambahkan, sejarah penyelenggaraan Asian Games di Indonesia untuk yang kedua kalinya sebagai pembuktian kepada dunia bahwa Indonesia mampu.
"Kalau dulu tahun 1962 sebagai pernyataan ke dunia kalau kita mampu melaksanakan kegiatan olahraga bertaraf internasional, maka tahun 2018 ini adalah penegasannya, soal kemampuan kita," kata Hilmar.
Pameran temporer Asian Games ini terbuka untuk umum, berlangsung dari tanggal 20 Mei sampai 20 Oktober mendatang. Berbagai foto, manuskrip, ilustrasi, tentang sejarah penyelenggaraan Asian Games 1962 dan 2018 dipamerkan di lantai satu museum.
Kurator Pameran temporer Asian Games, Yuke Ardianti menyebutkan, pameran temporer ini merekam bentuk-bentuk gambar arsitektural persiapan Indonesia menggelar Asian Games.
Arsitektur GBK ditampilkan dari mulai rancangan yang dibuat oleh arsitektur Rusia yang ditolak Presiden Soekarno, hingga rancangan arsitektur revitalisasi GBK tahun 2016-2017 di era Presiden Joko Widodo.
"Penampilan GBK saat ini sesuai arahan presiden dibuat lebih futuristik, sehingga memberi semangat baru GBK sebagai pusat stadion olahraga yang juga sebagai monumen nasional," katanya.
Yuke mengatakan, ada tujuh paket proyek revitalisasi GBK yang diselenggarakan PUPR untuk kesiapan Asian Games yang dipamerkan, juga ditampilkan gedung APEC dalam bentuk gambar.
"Semua koleksi dalam bentuk gambar, dan rekaman masa lalu," katanya.
Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Amurwani Dwi Lestari Ningsih mengatakan, selain terbuka untuk umum, pameran temporer Asian Games juga diperuntukkan bagi destinasi wisata para peserta Asian Games.
"Kota Bogor jadi salah satu arena sepak bola, diharapkan peserta Asian Games yang menunggu waktu bertanding, bisa berkunjung ke musuem sebagai tujuan wisatanya," kata Amur.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud, Hilmar Farid mengatakan pameran tersebut digelar sebagai kontribusi Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud dalam menggelorakan Asian Games 2018.
"Melalui pameran ini masyarakat dapat mengetahui bahwa ini kali kedua Indonesia menyelenggarakan Asian Games," kata Hilmar.
Ia mengatakan, Asian Games pertama dilaksanakan tahun 1962 di era Presiden Soekarno dan 56 tahun kemudian Indonesia kembali menjadi tuan rumah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Gelora Bung Karno (GBK) menjadi salah satu monumen sejarah digelarnya Asian Games untuk pertama kalinya di Indonesia. Sejarah berdirinya GBK dipamerkan dalam bentuk foto serta miniatur dan ilustrasi Pameran temporer Asian Games 2018.
Ia mengatakan GBK itu suatu gelanggang olahraga yang bergelora. Melalui pameran ini setidaknya bisa membangkitkan kembali ingatan kolektif rakyat Indonesia bahwa masa itu bergotong-royong menyelenggarakan Asian Games, walau keadaannya jauh berbeda dengan tahun ini.
"Jika dulu kita mampu, maka tahun 2018 ini tidak ada alasan buat kita untuk tidak memberikan pelayanan yang terbaik dalam penyelenggaraan Asian Games ini," katanya.
Hilmar mengatakan, ada akan pameran yang lebih besar lagi untuk menggelorakan Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta. Pameran tersebut memamerkan kesiapan penyelenggaraan Asian Games Jakarta-Palembang.
Melalui pameran ini, Kemendikbud ingin agar publik menjadi tau bahwa Asian Games pernah dilaksanakan di Indonesia pertama kalinya tahun 1962.
"Jadi ada arti sejarahnya, setelah 56 tahun kemudian Asian Games diselenggarakan kembali di Indonesia," katanya.
Hilmar menambahkan, sejarah penyelenggaraan Asian Games di Indonesia untuk yang kedua kalinya sebagai pembuktian kepada dunia bahwa Indonesia mampu.
"Kalau dulu tahun 1962 sebagai pernyataan ke dunia kalau kita mampu melaksanakan kegiatan olahraga bertaraf internasional, maka tahun 2018 ini adalah penegasannya, soal kemampuan kita," kata Hilmar.
Pameran temporer Asian Games ini terbuka untuk umum, berlangsung dari tanggal 20 Mei sampai 20 Oktober mendatang. Berbagai foto, manuskrip, ilustrasi, tentang sejarah penyelenggaraan Asian Games 1962 dan 2018 dipamerkan di lantai satu museum.
Kurator Pameran temporer Asian Games, Yuke Ardianti menyebutkan, pameran temporer ini merekam bentuk-bentuk gambar arsitektural persiapan Indonesia menggelar Asian Games.
Arsitektur GBK ditampilkan dari mulai rancangan yang dibuat oleh arsitektur Rusia yang ditolak Presiden Soekarno, hingga rancangan arsitektur revitalisasi GBK tahun 2016-2017 di era Presiden Joko Widodo.
"Penampilan GBK saat ini sesuai arahan presiden dibuat lebih futuristik, sehingga memberi semangat baru GBK sebagai pusat stadion olahraga yang juga sebagai monumen nasional," katanya.
Yuke mengatakan, ada tujuh paket proyek revitalisasi GBK yang diselenggarakan PUPR untuk kesiapan Asian Games yang dipamerkan, juga ditampilkan gedung APEC dalam bentuk gambar.
"Semua koleksi dalam bentuk gambar, dan rekaman masa lalu," katanya.
Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Amurwani Dwi Lestari Ningsih mengatakan, selain terbuka untuk umum, pameran temporer Asian Games juga diperuntukkan bagi destinasi wisata para peserta Asian Games.
"Kota Bogor jadi salah satu arena sepak bola, diharapkan peserta Asian Games yang menunggu waktu bertanding, bisa berkunjung ke musuem sebagai tujuan wisatanya," kata Amur.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018