Bogor, 17/11 (ANTARA) - Taman Safari Indonesia di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mendapatkan penghargaan satya lencana pembangunan atas perannya di bidang pembangunan lingkungan hidup.
Penghargaan prestisius tersebut dianugerahkan oleh Presiden RI dan disematkan langsung oleh Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres.
Penghargaan yang diberikan bertepatan dengan puncak peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 16 November 2011, diterima Direktur TSI Frans Manansang.
Menurut Kepala Humas Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Yulius H Suprihardo kepada ANTARA di Bogor, upaya terus menerus untuk menjaga lingkungan alam dan konservasi satwa liar yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia, pada 2011 telah memasuki tahun ke-25.
Kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus itu, kata dia, telah menampakkan hasil yang cukup signifikan.
Ia mengatakan bahwa keberadaan TSI yang terletak di kaki Gunung Gede-Pangrango itu telah berhasil menghijaukan kawasan tersebut.
Dikemukakannya bahwa pembangunan yang dilakukan lebih kepada usaha untuk mempertahankan keseimbangan alam sehingga dapat memberikan manfaat yang tinggi bagi masyarakat di sekitarnya.
Selain mengutamakan pembangunan yang berwawasan lingkungan, kata dia, TSI juga telah berhasil membantu program pemerintah di bidang konservasi "ex-situ" (di luar habitat) satwa liar.
Satwa-satwa asli Indonesia seperti Harimau Sumatera, Curik Bali, Komodo, Anoa dan lainnya, telah berhasil ditangkarkan dengan baik.
Selain itu, kata dia, kegiatan untuk mendukung konservasi "in-situ" (di habitat asli), telah menuai hasil yang cukup membanggakan.
Ia memberi contoh bahwa TSI berkali-kali telah melakukan pelepasliaran harimau, Curik Bali, penyelamatan Orang utan dan seterusnya.
"Kegiatan itu merupakan pekerjaan yang telah sering dilakukan dan memberikan hasil yang sangat membanggakan," katanya.
Upaya tersebut, katanya, lambat laun mulai mendapat pengakuan, baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah, yang di antaranya adalah penghargaan satya lencana pembangunan.
A Fahir
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011
Penghargaan prestisius tersebut dianugerahkan oleh Presiden RI dan disematkan langsung oleh Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres.
Penghargaan yang diberikan bertepatan dengan puncak peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 16 November 2011, diterima Direktur TSI Frans Manansang.
Menurut Kepala Humas Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Yulius H Suprihardo kepada ANTARA di Bogor, upaya terus menerus untuk menjaga lingkungan alam dan konservasi satwa liar yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia, pada 2011 telah memasuki tahun ke-25.
Kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus itu, kata dia, telah menampakkan hasil yang cukup signifikan.
Ia mengatakan bahwa keberadaan TSI yang terletak di kaki Gunung Gede-Pangrango itu telah berhasil menghijaukan kawasan tersebut.
Dikemukakannya bahwa pembangunan yang dilakukan lebih kepada usaha untuk mempertahankan keseimbangan alam sehingga dapat memberikan manfaat yang tinggi bagi masyarakat di sekitarnya.
Selain mengutamakan pembangunan yang berwawasan lingkungan, kata dia, TSI juga telah berhasil membantu program pemerintah di bidang konservasi "ex-situ" (di luar habitat) satwa liar.
Satwa-satwa asli Indonesia seperti Harimau Sumatera, Curik Bali, Komodo, Anoa dan lainnya, telah berhasil ditangkarkan dengan baik.
Selain itu, kata dia, kegiatan untuk mendukung konservasi "in-situ" (di habitat asli), telah menuai hasil yang cukup membanggakan.
Ia memberi contoh bahwa TSI berkali-kali telah melakukan pelepasliaran harimau, Curik Bali, penyelamatan Orang utan dan seterusnya.
"Kegiatan itu merupakan pekerjaan yang telah sering dilakukan dan memberikan hasil yang sangat membanggakan," katanya.
Upaya tersebut, katanya, lambat laun mulai mendapat pengakuan, baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah, yang di antaranya adalah penghargaan satya lencana pembangunan.
A Fahir
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011