Jakarta, 21/1 (ANTARA) - Relawan dokter organisasi kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia menerapkan sistem "jemput bola" dalam menangani masalah kesehatan korban banjir di Jakarta.

"Untuk menangani yang mengungsi di masjid, relawan kami memakai sistem `jemput bola`, sedangkan di bantaran Sungai Ciliwung dengan pola `mobile clinic," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, MER-C menurunkan tim kesehatan yang terdiri atas lima relawan dokter, satu relawan logistik serta satu supir saat banjir besar kembali melanda Jakarta sejak Jumat (18/1).

Dalam operasinya, tim menggunakan armada "Ford Ranger" dengan "double cabin", menyusuri sejumlah titik bencana banjir guna mencari lokasi yang belum dan masih membutuh bantuan medis.

Mereka mendatangi satu per satu ruangan dalam lingkungan masjid yang dipenuhi oleh korban banjir yang mengungsi. Warga yang mengeluh sakit diperiksa dan diobati.

Usai memberikan pengobatan di dalam masjid, tim melanjutkan pengobatan di bagian luar masjid, di mana pelayanan dilakukan di atas bak mobil "Ford Ranger" MER-C yang diparkir di depan masjid.

Warga korban banjir berdatangan menghampiri mobil berlogo MER-C ini untuk mendapatkan pengobatan dari relawan dokter yang ada.

Sementara itu, tim MER-C lainnya melakukan "mobile clinic" ke wilayah bantaran Sungai Ciliwung yang belum mendapat bantuan medis.

Tim "mobile" bersama Tim SAR dengan menggunakan perahu karet, dan ternyata masih banyak warga yang memilih bertahan di rumah-rumah mereka yang terendam banjir dan tidak mau dievakuasi.

Salah satunya seorang bapak tua usia 62 tahun yang memilih bertahan di rumah, sorang diri, dalam keadaan sakit.

Atas informasi dari istrinya, dokter MER-C bersama Tim SAR berusaha mencapai dan memasuki rumahnya. Setelah diperiksa, ternyata menderita hipertensi dan segera dievakuasi.

Setelah bergerak dengan menggunakan perahu karet, Tim MER-C mendapat laporan dari warga bahwa masih ada lokasi pengungsian yang belum mendapatkan bantuan pengobatan. Mereka berharap Tim MER-C bisa mengecek kondisi kesehatan warga yang mengungsi di sana.

Dengan menggunakan sepeda motor, warga mengantar dokter MER-C ke lokasi pengungsian yang terletak di Wisma Tjiliwung.

Pelayanan kesehatan segera digelar bagi warga di wisma itu.

Berdasarkan evaluasi Tim MER-C selesai memberikan bantuan pengobatan, penyakit yang banyak diderita oleh warga korban banjir yang diobati adalah ispa (infeksi saluran pernafasan atas), penyakit kulit, hipertensi dan diare.

Penyusuran tim dilakukan di beberapa lokasi banjir di wilayah Jakarta Timur dan Selatan, di antaranya penanganan bantuan kesehatan kepada korban banjir yang mengungsi di Masjid Attahiriyah Bukit Duri.

Di lokasi ini warga yang mengungsi diperkirakan berjumlah lebih dari 1.900 jiwa.



Andy J

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013