Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Universitas Pancasila (UP) Jakarta melakukan deteksi dini terhadap para mahasiswa dengan memberikan pemahaman yang benar tentang terorisme untuk menangkal bahaya radikalisme di kampus.
"Kami berkerjasama dengan kepolisian untuk saling bertukar informasi mencegah radikalisme di kampus," kata Rektor Universitas Pancasila Prof. Wahono Sumaryono dalam pernyataan sikapnya di Gedung Rektorat UP Jakarta, Rabu.
Ia mencontohkan para mahasiswa baru diberikan berbagai hal penjelasan baik itu akademik maupun non akademik termasuk narkoba dan juga terorisme agar para mahasiswa memahami dengan benar.
"Pemahaman tentang bahaya terorisme ini diberikan langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) baik untuk program sarjana maupun pascasarjana. Kalau untuk pascasarjana diberikan langsung oleh Ketua BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius," jelasnya.
Wahono mengakui bahwa kampusnya tak bebas dari incaran kelompok militan dan paham radikalisme. Namun kampus itu telah berusaha mengantisipasinya dengan berbagai pendekatan lunak untuk menghindari aksi radikalisme di kalangan kampus.
Ia mengatakan sejauh ini pihak kampus belum menemukan indikasi mahasiswa maupun dosen yang terlibat dalam kelompok terorisme tertentu.
"Sejauh ini belum ada indikasi mahasiswa kami terlibat aksi terorisme. Namun kami juga belum berani menyatakan kampus ini steril dari terorisme," katanya.
Selain bahaya terorisme pihak kampus juga memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba dengan mengundang Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memaparkan bahaya narkoba tersebut.
"Pengaruh atau efek samping dari penggunaan narkoba dijelaskan agar para mahasiswa menjauhi barang terlarang tersebut," ujarnya.
Pihak kampus kata Wahono akan bersikap tegas terhadap mahasiswa yang terlibat narkoba.
Lebih lanjut Wahono mengatakan pihaknya mewajibkan setiap dosen sebelum mengajar memberikan ajakan atau implementasi dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kepada para mahasiswa selama lima menit.
Ini semacam ajakan agar para mahasiswa mengamalkan nilai-nilai dari Pancasil," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Kami berkerjasama dengan kepolisian untuk saling bertukar informasi mencegah radikalisme di kampus," kata Rektor Universitas Pancasila Prof. Wahono Sumaryono dalam pernyataan sikapnya di Gedung Rektorat UP Jakarta, Rabu.
Ia mencontohkan para mahasiswa baru diberikan berbagai hal penjelasan baik itu akademik maupun non akademik termasuk narkoba dan juga terorisme agar para mahasiswa memahami dengan benar.
"Pemahaman tentang bahaya terorisme ini diberikan langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) baik untuk program sarjana maupun pascasarjana. Kalau untuk pascasarjana diberikan langsung oleh Ketua BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius," jelasnya.
Wahono mengakui bahwa kampusnya tak bebas dari incaran kelompok militan dan paham radikalisme. Namun kampus itu telah berusaha mengantisipasinya dengan berbagai pendekatan lunak untuk menghindari aksi radikalisme di kalangan kampus.
Ia mengatakan sejauh ini pihak kampus belum menemukan indikasi mahasiswa maupun dosen yang terlibat dalam kelompok terorisme tertentu.
"Sejauh ini belum ada indikasi mahasiswa kami terlibat aksi terorisme. Namun kami juga belum berani menyatakan kampus ini steril dari terorisme," katanya.
Selain bahaya terorisme pihak kampus juga memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba dengan mengundang Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memaparkan bahaya narkoba tersebut.
"Pengaruh atau efek samping dari penggunaan narkoba dijelaskan agar para mahasiswa menjauhi barang terlarang tersebut," ujarnya.
Pihak kampus kata Wahono akan bersikap tegas terhadap mahasiswa yang terlibat narkoba.
Lebih lanjut Wahono mengatakan pihaknya mewajibkan setiap dosen sebelum mengajar memberikan ajakan atau implementasi dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kepada para mahasiswa selama lima menit.
Ini semacam ajakan agar para mahasiswa mengamalkan nilai-nilai dari Pancasil," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018