Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sebanyak 50 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat mengikuti pelatihan manajemen ritel yang diberikan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart), Kamis.

Pelaku UMKM yang dilatih memproduksi berbagai produk mulai dari pangan olahan, minuman dan makanan, sampai kerajinan seperti sepatu, dan kertas. Mereka ada yang pemula, maupun yang sudah memiliki PIRT.

Menurut Camat Bogor Selatan Sujatmiko, wilayah Bogor Selatan merupakan kantong kemiskinan terbesar di Kota Bogor. Total ada sekitar 16 ribu jiwa warga miskin dari sekitar 177 ribu jiwa penduduknya.

"Pengentasan kemiskinan menjadi program prioritas Pemkot Bogor untuk diselesaikan," kata Sujatmiko.

Di tengah tingginya angka kemiskinan itu, lanjutnya, wilayah Bogor Selatan memiliki potensi besar dalam pergerakan ekonomi kerakyatan. Jumlah UMKM di wilayah tersebut mencapai 250 UMKM.

Menurutnya, kendala yang dihadapi para UMKM adalah memasarkan produknya. Aparat di wilayah telah melakukan upaya dengan membangun kemitraan melibatkan swasta.

Kemitraan yang dibangun dengan berbagai pihak, baik itu peritel, restoran, hotel, dan swasta lainnya. Dengan tujuan menjadi mitra pemasaran produk UMKM warga Kecamatan Bogor Selatan.

"Kami sudah merintis upaya itu, salah satunya dengan Alfamart ini bagian dari menyediakan pasar bagi produk masyarakat," kata Sujatmiko.

Selama dua jam pelaku UMKM Kecamatan Bogor Selatan mendapatkan materi tentang bagaimana menghasilkan produk yang laku dipasaran, mulai dari memilih jenis produk, mengemasnya, hingga memasarkannya.

Banu Revita selaku Regional Manager Sales Store Point Alfamart mengatakan pelatihan manajemen ritel menjadi kegiatan rutin Alfamart dalam rangka pemberdayaan usaha kecil agar menjadi wirausahawan yang unggul.

"Kegiatan ini sejalan dengan visi dan misi Alfamart ingin bersinergi dengan pengusaha kecil, untuk maju bersama, melalui program kemitraan," kata Banu.

Pelatihan manajemen ritel ini juga memamerkan sejumlah produk UMKM yang dihasilkan oleh masyarakat. Eka Yunarsih (54) salah satu peserta mengaku untuk pertama kalinya ikut pelatihan.

Eka sehari-hari memproduksi aneka kue yang dipasarkan secara mandiri ke warung-warung, dan melayani pesanan kue kering untuk lebaran. Hari-hari biasa ia membuat 50 kue, sedangkan lebaran ia bisa melayani sampai 150 toples.

"Senang juga kalau kue saya bisa dipasarkan di minimarket," harap Eka.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018