Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Muhammad Syakir mengatakan inovasi dan teknologi adalah kunci untuk mewujudkan pertanian modern yang diprogramkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Diberbagai kesempatan Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pertanian modern harus berbasis pada inovasi dan teknologi," kata Syakir usai pengukuhan tiga Profesor Riset Pertanian di Kampus Pertanian Cimannggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin.

Syakir mengatakan sudah dua tahun ini Kementerian Pertanian mencanangkan pertanian modern yang didukung oleh teknologi dan inovasi yang dihasilkan oleh para penelitinya.

Badan Litbang Pertanian lanjutnya mengemban tugas untuk menghasilkan teknologi dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Untuk mendorong teknologi dan inovasi yang aplikatif di masyarakat, Balitbang Pertanian menjadikan syarat wajib bagi pengajuan gelar profesor riset harus menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Ini aturan sudah lama, tetapi baru sekarang ini lebih ditekankan kembali. Bahwa teknologi dan inovasi yang dihasilkan harus bisa diterapkan di masyarakat," kata Syakir.

Menurut Syakir, tidak ada lagi profesor riset yang menghasilkan teknologi dan inovasi hanya tersimpan di laci meja saja. Tetapi harus bermanfaat bagi masyarakat sesuai tujuan Balitbantan.

Ia mengatakan semua dalam pertanian itu harus berdasarkan kajian, berbasis inovasi dan teknologi, oleh karena itu Balitbangtan memberikan kewajiban kepada para penelitinnya untuk menghasilkan suatu inovasi.

"Inovasi ini bukan hanya inovasi teknologi, tapi juga inovasi sosial, dan kelembagaan," katanya.

Jadi inovasi dalam spektrum yang luas yang harus disiapkan oleh Balitbangtan, karena pertanian modern ini untuk mewujudkan kesejahteraan petani.

Dan petani lanjutnya, tidak bisa bertumbuh hanya pada teknologi dan inovasi saja, oleh karena itu Balitbangtan menyiapkan inovasi kelembagaan, dan inovasi sosial.

Tiga profesor riset yang dikukuhkan oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset LIPI dan Kementan memiliki hasil penelitian yang terkait erat dengan program utama Kementan yaitu upaya khusus padi, jagung, dan kedelai (Upsus Pajale).

Ketiga profesor riset tersebut yakni Prof Sahardi Mulia, MS dalam bidang budidaya tanaman, Prof Hasil Sembiring, MSc dalam bidang hidrologi dan konservasi tanah, dan Prof I Made Jana Mejaya, MSc dalam bidang pemuliaan dan genetika tanaman.

Ia mengatakan setelah dikukuhkan ketiga Profesor Riset ke 129, 130 dan 131 Balitbantan tersebut harus mengimplementasikan hasil penelitiannya.

Ia menambahkan, ketiga profesor riset yang dikukuhkan sekarang hasil penelitiannya sangat relevan dalam mengisi swasembada pangan secara permana. Karena swasembada saat ini bertumpu pada Pajale.

Penelitian ketiganya yang paling utama adalah padi dan jagung. Walau saat ini sudah dinyatakan swasembada tetapi perlu disiapkan karena pertimbangan laju penduduk serta degradasi lahan pertanian yang semakin meningkat.

"Oleh karena itu perlu teknologi inovasi untuk meningkatkan priduktivitas pertanian di tengah tantangan yang ada saat ini," kata Syakir.

Profesor Sahardi Mulia dalam orasi berjudul "Inovasi Teknologi Budidaya Padi Berbasis Tanam Benih Langsung (Tabela) Super Mendukung Swasembada Pangan Berkelanjutan" diharapkan dapat mewujudkan korporasi pertanian dengan menggambungkan teknologi budidaya padi Tabela super jajar legowo dengan teknologi lainnya.

Profesor I Made Jana Mejaya, MSc dengan judul orasi "Pengembangan Varietas Unggul Jagung Hibrida Adaptif Lahan Kering Mendukung Swasembada Jagung Berkelanjutan" diharapkan menjadi peolpor penggunaan benih jagung hibrida Balitbangtan oleh petani di lahan kering.

Sedangkan Profesor Hasil Sembiring, MSc dengan judul orasi "Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Berbasis Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air Menuju Sistem Pertanian Presisi" diharapkan segera merumuskan reinovasi teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) berdasarkan agro ekosistem.

"Sehingga PTT pola baru tidak saja berorientasi pada peningkatan produktivitas saja, tapi juga meningkatkan pendapatan petani," kata Syakir.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018