Bogor (Antaranews Megapolitan) - Laboratorium "Biosafety" Level-3 (BSL-3) yang dibangun oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI ditujukan untuk menjamin kualitas riset pangan dan obat-obatan yang dihasilkan oleh para peneliti Indonesia.
"Keberadaan BLS-3 ini dapat memberikan jaminan atas kualitas hasil riset penelitian pangan dan kesehatan yang dilakukan oleh para peneliti kita," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI Prof Henny Sudarmonowati, di Cibinong Science Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Enny mengatakan laboratorium ini dilengkapi fasilitas yang memiliki standar Good Laboratory Practice (GLP) yang akan menjamin mutu produk yang dihasilkan dari penelitian.
Laboratorium tersebut juga memberikan jaminan atas konsistensi hasil penelitian dan pembuatan produk jadi siap komersialisasi, meningkatkan kepercayaan stakeholder atau pengguna, dan memperkecil bahaya yang bisa ditimbulkan oleh produk penelitian karena kontaminasi.
LIPI lanjutnya menginisiasi membangun BLS-3 yang memiliki manfaat dan fasilitas pendukungnya untuk ketersediaan fasilitas bangunan dan peralatan riset yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengujian pangan riset maupun penghasil obat.
"Hasil penelitian dikaitkan dengan fasilitasnya, menghasilkan vaksi, bisa yang hepatitis, obat insulin, diabetes, dan TBC," kata Enny.
Enny mengatakan kenapa sekarang jumlah penderita penyakit TBC terus meningkat, padahal dulunya sudah menurun. Untuk memecahkan permasalahan itu LIPI melakukan riset untuk penanggulangan TBC yang ada didukung dengan hadirnya BLS-3.
Di Indonesia lanjutnya BLS-3 sudah ada di beberapa kementerian, tetapi bedanya punya fokus tersendiri seperti Balitvet Kementerian Pertanian menghasilkan vaksin untuk hewan.
Khusus di LIPI fokus pada penghasil riset terkait pangan dan kesehatan. BLS-3 diperlukan untuk data cepat virus atau mikroba patogen dari hewan (zoonosis) yang diperoleh dari hasil eksplorasi.
Keamanan peneliti dan lingkungan sekitarnya, serta fasilitas dapat digunakan bersama baik intra LIPI maupun industri dan institusi lainnya (layanan publik).
Ia mengatakan ketersediaan fasilitas dan peralatan BLS-3 yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengujian dan produksi skala kecil sesuai standar GLP dan GMP merupakan nilai tambah bagi produk hasil penelitian Indonesia agar dapat berdaya saing dengan produk sejenis dari negara lain di dalam maupun luar negeri.
"Produk yang dihasilkan akan memenuhi persyaratan mutu dan dijamin tidak menimbulkan resiko yang membahayakan karena tidak aman, mutu rendah, atau tidak efektif," katanya.
BSL-3 berada di komplek Cibinong Science Center berlokasi di dalam Pusat Bioteknologi LIPI.
Kepala Bioteknologi LIPI, Dr Bambang Sunarko menambahkan tujuan jangka pendek pembangunan BSL-3 adalah untuk memfasilitasi kegiatan penelitian tahap lanjutan, pengujian, pembuatan prototipe, dan lainnya yang membutuhkan ruangan bebas partikel bertekanan negatif BSL-3, baik secara `in-vitro` maupun `in-vivo` yang didukung fasilitas berstandar GLP dan GMP.
"Sedangkan tujuan jangka panjang pembangunan BLS-3 dan fasilitasnya untuk mendukung pengembangan dan produksi pangan serta obat berbasis bioteknologi di Indonesia," kata Bambang.
Bambang menambahkan sasaran jangka panjang lainnya dari pembangunan BLS-3 LIPI adalah dari segi penggunaan fasilitas tersebut secara luas. Yang artinya bisa dimanfaatkan secara bersama-sama melalui mekanisme kerja sama dengan LIPI.
"Ini ditunjukan kepada `stakeholders` yang memerlukan pengujian dan pengembangan produknya agar berkualitas baik," kata Bambang.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Keberadaan BLS-3 ini dapat memberikan jaminan atas kualitas hasil riset penelitian pangan dan kesehatan yang dilakukan oleh para peneliti kita," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI Prof Henny Sudarmonowati, di Cibinong Science Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Enny mengatakan laboratorium ini dilengkapi fasilitas yang memiliki standar Good Laboratory Practice (GLP) yang akan menjamin mutu produk yang dihasilkan dari penelitian.
Laboratorium tersebut juga memberikan jaminan atas konsistensi hasil penelitian dan pembuatan produk jadi siap komersialisasi, meningkatkan kepercayaan stakeholder atau pengguna, dan memperkecil bahaya yang bisa ditimbulkan oleh produk penelitian karena kontaminasi.
LIPI lanjutnya menginisiasi membangun BLS-3 yang memiliki manfaat dan fasilitas pendukungnya untuk ketersediaan fasilitas bangunan dan peralatan riset yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengujian pangan riset maupun penghasil obat.
"Hasil penelitian dikaitkan dengan fasilitasnya, menghasilkan vaksi, bisa yang hepatitis, obat insulin, diabetes, dan TBC," kata Enny.
Enny mengatakan kenapa sekarang jumlah penderita penyakit TBC terus meningkat, padahal dulunya sudah menurun. Untuk memecahkan permasalahan itu LIPI melakukan riset untuk penanggulangan TBC yang ada didukung dengan hadirnya BLS-3.
Di Indonesia lanjutnya BLS-3 sudah ada di beberapa kementerian, tetapi bedanya punya fokus tersendiri seperti Balitvet Kementerian Pertanian menghasilkan vaksin untuk hewan.
Khusus di LIPI fokus pada penghasil riset terkait pangan dan kesehatan. BLS-3 diperlukan untuk data cepat virus atau mikroba patogen dari hewan (zoonosis) yang diperoleh dari hasil eksplorasi.
Keamanan peneliti dan lingkungan sekitarnya, serta fasilitas dapat digunakan bersama baik intra LIPI maupun industri dan institusi lainnya (layanan publik).
Ia mengatakan ketersediaan fasilitas dan peralatan BLS-3 yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengujian dan produksi skala kecil sesuai standar GLP dan GMP merupakan nilai tambah bagi produk hasil penelitian Indonesia agar dapat berdaya saing dengan produk sejenis dari negara lain di dalam maupun luar negeri.
"Produk yang dihasilkan akan memenuhi persyaratan mutu dan dijamin tidak menimbulkan resiko yang membahayakan karena tidak aman, mutu rendah, atau tidak efektif," katanya.
BSL-3 berada di komplek Cibinong Science Center berlokasi di dalam Pusat Bioteknologi LIPI.
Kepala Bioteknologi LIPI, Dr Bambang Sunarko menambahkan tujuan jangka pendek pembangunan BSL-3 adalah untuk memfasilitasi kegiatan penelitian tahap lanjutan, pengujian, pembuatan prototipe, dan lainnya yang membutuhkan ruangan bebas partikel bertekanan negatif BSL-3, baik secara `in-vitro` maupun `in-vivo` yang didukung fasilitas berstandar GLP dan GMP.
"Sedangkan tujuan jangka panjang pembangunan BLS-3 dan fasilitasnya untuk mendukung pengembangan dan produksi pangan serta obat berbasis bioteknologi di Indonesia," kata Bambang.
Bambang menambahkan sasaran jangka panjang lainnya dari pembangunan BLS-3 LIPI adalah dari segi penggunaan fasilitas tersebut secara luas. Yang artinya bisa dimanfaatkan secara bersama-sama melalui mekanisme kerja sama dengan LIPI.
"Ini ditunjukan kepada `stakeholders` yang memerlukan pengujian dan pengembangan produknya agar berkualitas baik," kata Bambang.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018