Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kolaborasi antara Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova) dengan Himpunan Mahasiswa Sumberdaya Perairan (Himasper), Institut Pertanian Bogor (IPB) hasilkan Water Forest Festival (WFF) 2018. WFF 2018 ini digelar di Situ Burung, Situ Panjang, dan Taman Air Mancur Bogor (22/3 dan 25/3).

WFF ini merupakan acara tahunan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Hutan dan Hari Air Sedunia yang jatuh berurutan pada tanggal 21 Maret dan 22 Maret 2018. Tema yang diangkat adalah “Forest for Sustainable Cities”.

Acara ini dibagi menjadi dua kegiatan yaitu aksi bersih sampah, penanaman pohon, dan penebaran ikan di Situ Burung dan Situ Panjang, serta Kampanye Hari Hutan dan Air Sedunia di Taman Air Mancur Bogor saat Car Free Day berlangsung.

Kegiatan ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa mahasiswa turut andil dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Sebanyak dua perahu karet disiapkan untuk membersihkan sampah yang berada di tengah situ dan ada 300 ekor ikan yang ditebarkan di Situ Burung dan Situ Panjang. Selain itu, sebanyak 60 bibit yaitu bibit sengon dan bungur telah ditanam di sekitar Situ Burung dan Situ Panjang.

Penebaran 300 ekor ikan ini terdiri 100 ekor ikan nila, 100 ekor ikan bawal dan 100 ekor ikan mas. Ikan yang ditebar tersebut bukan predator bagi ikan asli dari Situ Burung dan Situ Panjang maka harapannya ikan tersebut dapat beradaptasi dengan baik di alam.

“Banyak musibah yang terjadi akhir-akhir ini seperti adanya alih fungsi lahan hutan yang dimanfaatkan investor untuk pembangunan villa. Oleh karena itu, pada peringatan Hari Hutan dan Air Sedunia ini, kami mencoba mengajak masyarakat luas untuk bersentuhan langsung dengan hutan dan air. Kita melaksanakan kampanye untuk mengajak masyarakat ikut andil dalam menjaga lingkungan,”ujar Ketua Himakova, Muhammad Fithra Adil Lubis.

Pesan yang ingin disampaikan adalah kondisi hutan dan air di wilayah Bogor itu sedang tidak baik-baik saja. Di daerah puncak, penebangan pohon telah merajalela begitu pula pencemaran air yang  terjadi akibat ulah manusia.

“Lewat kampanye ini kami mengajak semua elemen untuk turut andil melestarikan hutan dan air dengan menandatangani petisi,” tutur Ketua Himasper, Hanif Wafi.

Hari Hutan Sedunia sendiri dilakukan atas dasar resolusi PBB pada tahun 28 November 2012 dan mulai diperingati pada tanggal 21 Maret 2013. Peringatan Hari Hutan Sedunia ini diharapkan mampu menyadarkan masyarakat tentang arti penting menjaga hutan untuk keberlanjutan hidup semua makhluk yang ada di dunia ini.

Hari Air Sedunia diperingati tiap tanggal 22 Maret yang merupakan hasil dari Sidang Umum PBB ke-47 pada tahun 1992 di Brasil. Hari Air Sedunia ini diperingati untuk menarik perhatian publik terhadap pentingnya kesediaan air bersih dan pengelolaan sumberdaya perairan yang berkelanjutan.

“Sebagai mahasiswa konservasi (hutan dan air), kami ingin memupuk rasa akan pentingnya danau atau situ sebagai ekosistem perairan darat yang perlu dijaga. Karena kini kita menghadapi masalah kesediaan air bersih dan air tawar yang diakibatkan adanya limbah industri, domestik, sampah, dan lainnya,” ujar Ketua Divisi Environmental and Social (Enso) Himasper, Muhammad Luthfi.(zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Muhammad Fithra Adil Lubis dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018