Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof Thomas Djamaluddin mengatakan teknologi antriksa menjadi salah satu yang penting dalam kehidupan manusia modern, sehingga memerlukan perhatian untuk menguatkan teknologi antariksa nasional.
"Pengembangan teknologi satelit di LAPAN bisa memacu penguatan teknologi antariksa," kata Thomas pada peresmian Antena `Full Motion" di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Thomas mengatakan walau teknologi satelit sangat penting tetapi satelit memiliki umur yang tidak panjang.
"Satelit apapun itu ada umurnya," katanya.
Ia menyebutkan satelit Palapa yang diluncurkan tahun 1976 di mana saat itu Indonesia menjadi negara ketiga yang menggunakan satelit komunikasi setelah Amerika dan Kanada, memiliki umur sekitar lima tahun.
Selanjutnya satelit generasi saat ini umurnya sudah lebih panjang dari generasi sebelumnya yakni 15 sampai 20 tahun. Seperti satelit Telkom, Palapa-B dan BRI-Sat hana bertahan pada usia 15 sampai 20 tahun, untuk selanjutnya terus diganti.
Satelit-satelit yang dikembangkan LAPAN, lanjutnya, seperti satelit mikro memiliki umur yang pendek yakni hanya sekitar tiga tahun.
"Tapi Satelit LAPAN-A1 bisa bertahan sekitar enam tahun, dan diharapkan LAPAN-A2 dan A3 juga bisa bertahan lebih lama lagi," katanya.
Menurutnya cuaca antariksa berperan besar terhadap satelit. Seperti Satelit LAPAN-A1 yang diluncurkan tahu 2007 pada sat aktivitas matahari minimun. Sehingga bisa memperpanjang umur satelit, sampai enam tahun.
"LAPAN-A2 dan A3 diluncurkan tahun 2015 dan 2016 juga pada saat fase aktivitas matahari mulai menurun. Jadi diharapkan satelit bisa bertahan lebih lama," katanya.
Thomas menekankan bahwa umur satelit itu terbatas. Sehingga jika bangsa Indonesia hanya tergantung dari teknologi yang dibeli dari teknologi luar, maka tidak akan menjadi bangsa yang mandiri.
"Maka penguasaan teknologi di era ketika teknologi satelit itu sudah sangat diperlukan dalam kehidupan manusia modern, maka sangat diperlukan," katanya.
Thomas menambahkan Indonesia harus bisa menguasai teknologi satelit, yang menjadi bagian dalam kehidupan modern, dalam telekomunikasi dalam penginderaan jauh, dan navigasi.
"Kita ingin semua satelit yang kita manfaatkan untuk penginderaan jauh, untuk komunikasi, setindaknya atau satelit yang betul-betul dibutuhkan itu bisa dihasilkan sendiri, dan ini akan dimulau dari Pusat Teknologi Satelit LAPAN," kata Thomas.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Pengembangan teknologi satelit di LAPAN bisa memacu penguatan teknologi antariksa," kata Thomas pada peresmian Antena `Full Motion" di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Thomas mengatakan walau teknologi satelit sangat penting tetapi satelit memiliki umur yang tidak panjang.
"Satelit apapun itu ada umurnya," katanya.
Ia menyebutkan satelit Palapa yang diluncurkan tahun 1976 di mana saat itu Indonesia menjadi negara ketiga yang menggunakan satelit komunikasi setelah Amerika dan Kanada, memiliki umur sekitar lima tahun.
Selanjutnya satelit generasi saat ini umurnya sudah lebih panjang dari generasi sebelumnya yakni 15 sampai 20 tahun. Seperti satelit Telkom, Palapa-B dan BRI-Sat hana bertahan pada usia 15 sampai 20 tahun, untuk selanjutnya terus diganti.
Satelit-satelit yang dikembangkan LAPAN, lanjutnya, seperti satelit mikro memiliki umur yang pendek yakni hanya sekitar tiga tahun.
"Tapi Satelit LAPAN-A1 bisa bertahan sekitar enam tahun, dan diharapkan LAPAN-A2 dan A3 juga bisa bertahan lebih lama lagi," katanya.
Menurutnya cuaca antariksa berperan besar terhadap satelit. Seperti Satelit LAPAN-A1 yang diluncurkan tahu 2007 pada sat aktivitas matahari minimun. Sehingga bisa memperpanjang umur satelit, sampai enam tahun.
"LAPAN-A2 dan A3 diluncurkan tahun 2015 dan 2016 juga pada saat fase aktivitas matahari mulai menurun. Jadi diharapkan satelit bisa bertahan lebih lama," katanya.
Thomas menekankan bahwa umur satelit itu terbatas. Sehingga jika bangsa Indonesia hanya tergantung dari teknologi yang dibeli dari teknologi luar, maka tidak akan menjadi bangsa yang mandiri.
"Maka penguasaan teknologi di era ketika teknologi satelit itu sudah sangat diperlukan dalam kehidupan manusia modern, maka sangat diperlukan," katanya.
Thomas menambahkan Indonesia harus bisa menguasai teknologi satelit, yang menjadi bagian dalam kehidupan modern, dalam telekomunikasi dalam penginderaan jauh, dan navigasi.
"Kita ingin semua satelit yang kita manfaatkan untuk penginderaan jauh, untuk komunikasi, setindaknya atau satelit yang betul-betul dibutuhkan itu bisa dihasilkan sendiri, dan ini akan dimulau dari Pusat Teknologi Satelit LAPAN," kata Thomas.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018