Bogor (Antaranews Megapolitan) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor, Jawa Barat melaksanakan survei matriks Pembentukan Modal Tetap Bruto atau PMTB 2018 dengan menyasar 92 responden.

"Responden terdiri atas 11 unit seperti perusahaan finansial, perusahaan nonfinansial, rumah tangga, dinas terkait, Dinas Perhubungan, KPPN, Badan Aset, Perizinan Daerah, PBB, dan lainnya," kata Kepala BPS Kota Bogor Bambang Ananto Cahyono, usai sosialisasi Penyusunan Disagregasi PMTB, di Kota Bogor, Senin (2/4).

Bambang menyebutkan survei akan dilaksanakan bulan April dan ditargetkan selesai sebelum Ramadan (Mei). Selama empat hari ini BPS akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu sebelum survei dilaksanakan.

Lebih lanjut ia menjelaskan, PMTB adalah salah satu komponen dalam menghitung PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Berdasarkan data tersebut dapat dihitung laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita penduduk, dan tingkat pertumbuhan investasi.

Selama ini PMTB selalu dihitung dari sumber yang lain, yakni melalui survei-survei yang dilakukan oleh BPS. PMTB ada yang finansial, bangunan dan ada juga penambahan aktivitas.

"Tetapi data tersebut tidak detail. Selama ini data yang dihasilkan global saja, nilai berapa, laju pertumbuhan berapa. Sekarang pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo ingin lebih detail," katanya lagi.

Sebagai contoh kalau modal yang ditanamkan berbentuk tanah, dapat diketahui berapa luasnya, di mana lokasinya, dan berapa nilai investasi tanahnya. Sedangkan untuk industri diketahui berapa mesin yang dibeli saat ini untuk modal usaha, dan berapa nilai investasinya.

"Kalau selama ini data tersebut tidak ketahuan, hanya totalnya saja. Makanya disagregasi PTMB ini tidak secara agregat, tidak total tapi lebih detai jenisnya," kata Bambang.

Tujuan dan manfaat PTMB adalah sebagai gambaran nilai kekayaan yang diperoleh dari hasil pembangunan dalam suatu periode tertentu, yaitu menghitung kebutuhan investasi di masa mendatang, menghitung angka PDB/PDRB menurut pengeluaran dan variabel untuk penghitungan ICOR, serta mengetahui produktivitas dan efisiensi suatu perekonomian.

Bambang menambahkan, pihaknya menurunkan 225 orang petugas pencacah yang akan melakukan survei mulai pekan depan. Namun, karena jumlah responden Kota Bogor sedikit, sehingga pelaksanaan diharapkan lebih cepat selesai.

"Harapannya dukungan dari pemerintah daerah dan instansi terkait, dengan sosialisasi ini responden lebih siap menerima petugas pencacah, sehingga tidak perlu memakan waktu panjang untuk mengisi kuesionernya," kata Bambang.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018