Bogor (Antaranews Megapolitan) - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB) gelar The 1st ETS (EMBRIO Talk Series) dengan tema “Tuna Fisheries in Japan: From Farm to Table” dengan menghadirkan Prof Dr. Yoshihiro Ochiai dari Tohoku University, Jepang.

Acara ETS ini merupakan hasil kolaborasi Enhancing Marine Biodiversity Research in Indonesia (EMBRIO) FPIK-IPB dengan RCoE (Research Center of Excellent) Tuna Fisheries FPIK-IPB dan Departemen Teknologi Hasil Perairan, FPIK-IPB. Acara digelar di Auditorium Sumardi Sastrakusumah, Kampus IPB Dramaga, Bogor, 12/3.

Direktur Embrio, Dr.  Mala Nurilmala,  S.Pi.  M.Si menyampaikan  bahwa untuk kali pertama EMBRIO menghadirkan Prof. Yoshiro Ochiai dari Tohoku University, Jepang. Ia menyampaikan tujuannya agar mahasiswa pada khususnya dan para peneliti/pemerhati/praktisi perikanan tuna di Indonesia pada umumnya dapat mendengar secara langsung dari narasumber bagaimana perikanan ikan tuna di Jepang. EMBRIO juga untuk pertama kalinya menggelar kegiatan dalam bentuk Talk Series. Acara ETS akan dilaksanakan setiap bulan.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FPIK IPB, Prof. Dr. Joko Santoso ketika membuka acara menyampaikan melalui acara ini diharapkan mahasiswa, para peneliti dan praktisi dapat berdiskusi sepuasnya dengan narasumber yang dihadirkan yakni Prof. Yoshihiro Ochiai, dari Laboratory Marine Biochemistry, Tohoku University yang menyampaikan presentasi terkait Perikanan Tuna  di Jepang, mulai dari kegiatan penangkapan dan budidaya hingga menuju meja makan/proses lebih lanjut (from farm to table).

Prof. Yoshihiro telah bekerja menggeluti ikan tuna selama puluhan tahun. Ia menyampaikan bahwa sebagian besar tuna merupakan spesies yang dikonsumsi di Jepang, sebagian besar untuk bahan sashimi. Prof. Yoshihiro menyampaikan beberapa spesies tuna yang menjadi konsumsi di Jepang diantaranya adalah Atlantic Bluefin Tuna / Pasific Bluefin tuna, big eye tuna, yellowfin tuna, albacore, dan skipjack.

Ia menyampaikan bahwa dilihat dari warna daging, masing-masing spesies tuna memiliki karakteristik yang berbeda beda. Konsumsi tertinggi ikan tuna di Jepang adalah dari jenis Pasific bluefin tuna, konsumsinya bisa mencapai 98 % dari ikan yang ditangkap di Pacific Utara. Harga ikan tuna per kilogram di Jepang adalah 1400 JPY (Rp. 182.000/kg); sementara untuk harga ikan bluefin tuna beku sebesar 4000 JPY per kg (Rp 520.000/kg). Untuk spesies yellowfin harganya berkisar 1200 JPY per kg (Rp. 156.000/kg).  Data pada tahun 2012 menunjukkan bahwa konsumsi ikan tuna dari spesies big eye meningkat sebesar 40 %.

Teknologi penangkapan ikan tuna di Jepang menggunakan alat tangkap long line, rod fishing, purse seine, dan troll line. Selain perikanan tangkap, Jepang juga mengembangkan budidaya bluefin tuna (tuna sea ranching). Kinki University merupakan pionir budidaya ikan tuna di Jepang. Tuna dibudidayakan di perairan sebelah barat dan selatan Jepang karena kondisi suhu perairan yang cocok untuk bluefin tuna yaitu 20-25 derajat Celsius.

Peserta yang hadir pada acara ini sekitar 200 orang yang terdiri atas dosen FPIK IPB, Mahasiswa FPIK, FMIPA, FATETA-IPB, DAAD Long Term Lecturship Fellow dari Jerman, Dosen dari Universitas Hassanuddin, Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, LIPI, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dosen Sekolah Tinggi Perikanan, Asosiasi Perikanan, Indonesian Pole & Line and Handline Fisheries Association, Mizuho Bank, beberapa perusahaan swasta perikanan dan dari unsur media yaitu Majalah Trubus. (dh)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018