Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor sebagai perguruan tinggi terkemuka di dunia terus mencetak mahasiswa yang inovatif, khususnya berinovasi di bidang pertanian. Berbagai inovasi yang diciptakan ditujukan untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang lebih maju.

Salah satunya inovasi yang dikreasikan oleh dua mahasiswa Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yakni Athiyyah Khayyirah dan Achmad Fauzi. Inovasi yang diciptakan berupa kotak dengan teknologi pengontrol pematangan buah.

Kotak tersebut diberi nama Gradiumbox dengan bahan adsorben limbah padat rumput laut. Limbah padat rumput laut yang dipilih adalah Gracillaria sp. dan Gellidium sp, yang kemudian disingkat menjadi Gradium.

Fauzi menerangkan bahwa inovasi itu dibuat agar memudahkan beberapa pihak di bidang pertanian seperti petani, pengembang bisnis, dan distributor dalam pendistribusian buah-buah kepada konsumen. Agar buah yang didistribusikan ke konsumen masih segar tanpa diawetkan dengan zat kimia yang berbahaya.

“Hasil pertanian saat ini contohnya seperti pisang sebanyak 20-30% itu terbuang busuk. Agar tahan lama, maka kami membuat teknologi dengan bahan limbah padat rumput laut yang dikeringkan dan diolah menjadi adsorben,” jelas Fauzi.

Pembuatan adsorben dimulai dengan mengambil selulosa limbah rumput laut yang kemudian dikeringkan selama lima hari atau hingga kandungan air dalam limbah kering. Selanjutnya, limbah disaring untuk menghilangkan partikel kotor seperti debu, yang kemudian dicampur dengan beberapa cairan seperti asam sitrat dan akuades dengan perbandingan tertentu. Ketika adonan limbah dan cairan sudah jadi, dibuatlah adonan tersebut menyerupai tablet dengan ketebalan 5 mm dan dioven dengan suhu 85 – 90 derajat celcius selama lima jam.

“Limbah padat rumput laut kami ambil dari PT Agar Swallow. Selesai semua tahap tersebut, adsorben kami letakkan di dasar sebuah box balok lalu ditutup dengan sekat. Di atas sekat itulah buah-buah dikontrol pematangannya. Selain itu, di atas buah-buah juga diberi silikagen untuk menyerap air dari buah. Kalau adsorben bertugas menyerap gas etilen yang menyebabkan pembusukan buah. Dengan begitu, buah tidak cepat busuk,” lanjut Fauzi.

Inovasi Gradiumbox ini telah berhasil menyabet beberapa juara diantaranya Juara 1 ASEAN Geosmart Competition 2018 di Universitas Pendidikan Indonesia dan Juara Harapan 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) VI Nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas.

“Besar harapan kami dalam pembuatan inovasi ini, semoga bisa memajukan pertanian Indonesia yang lebih maju terutama membantu petani Indonesia serta untuk menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045 nanti,” tutup Fauzi dengan harapannya. (NIN/Zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Achmad Fauzi dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018