Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Perusahaan penyedia layanan pusat data PT Data Center Infrastructure Indonesia`s (DCI) Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, optimistis strata `tier` IV pelayanan data center akan menjadi kebutuhan ekonomi digital Indonesia yang kini tengah berkembang pesat.
"Indonesia merupakan negara berpenduduk keempat terbesar di dunia dengan jumlah penguna Internet berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2017 mencapai 143 juta jiwa lebih dan terus meningkat," kata Presiden Direktur PT DCI Toto Sugiri di Cibitung.
Hal itu dikatakannya usai melakukan `topping off` gedung kedua (JK2) dari total delapan gedung yang akan dibangun di Kawasan Industri MM2100 Cibitung, Kabupaten Beksi, Jawa Barat, Rabu.
Gedung JK2 ini sengaja dipersiapkan pihaknya dalam rangka menambah kapasitas tampung data klien dengan total luas gedung mencapai 3,6 hektare dan memiliki `critical IT load sebesar 7 megawatt (MW) dengan service level agreement (SLA) 99,999.
Menurut dia, penggunaan teknologi dari perusahaan e-commerce, konten dan cloud, akan membutuhkan data center dengan daya komputasi yang besar.
"Sebagai nilai tambah, DCI juga menawarkan interkoneksi di dalam ekosistem yang sama, sehingga memberikan kemudahan akses dan efisiensi biaya," katanya.
DCI sejak 2013 bermitra dengan Equinix selaku perusahaan data center global yang beroperasi di 44 negara di dunia dan terkoneksi ke lebih dari 9.500 pelanggannya di seluruh dunia.
Dikatakan Toto, sebagai cloud-and-carrier-neutral data center, DCI menyediakan jasa kepada penyedia layanan cloud dan telekomunikasi dengan infrastruktur berkelas dunia.
DCI yang mulai beroperasional sejak Mei 2013, kata dia, telah melayani sedikitnya 100 klien dari berbagai perbankan, asuransi, perusahaan telekomunikasi dan infrastruktur nasional dan multinasional.
Toto mengatakan, pihaknya telah mengantongi sertifikasi `Uptime Institut Tier IV Facility` dengan jaminan akses tanpa gangguan atau pemutusan.
"Sertifikasi Tier IV ini merupakan strata tertinggi di Indonesia dalam bisnis data center," katanya.
Tier IV merupakan penyempurnaan sistem dari rangkaian klasifikasi tier sebelumnya yang memiliki kelengkapan infrastruktur penunjang untuk mengantisipasi terjadinya pemutusan akses dari klien ke data senter.
"Tier IV kalau dilihat dari potensi maksimum `down time` secara desain konstruksi hanya 5 menit dalam setahun, sedangkan Tier III potensi gangguan aksesnya mencapai 42 menit per tahun," katanya.
Menurut dia, keberlangsungan untuk mengakses data center saat ini menjadi tuntutan pasar di Indonesia yang tengah dijawab pihaknya melalui penyediaan sarana prasarana penunjang guna mengantisipasi kerugian klien akibat gangguan akses data.
"Pemadaman akses data bagi pengusaha e-commerce dalam 1 jam saja sudah menimbulkan kerugian usaha yang sangat besar," katanya.
Toto mengaku telah mengoneksikan dua jaringan sumber daya listrik yang dipasok perusahaan pembangkit energi swasta di Kawasan Industri MM2100 untuk menyokong kebutuhan listrik layanan kepada klien.
"Potensi pemadaman dari dua sumber listrik itu hanya 5 menit dalam setahun. Namun sejak lima tahun kami berdiri, tidak pernah ada pemadaman sampai saat ini," katanya.
Toto mengatakan, peningkatan layanan Tier 3 ke Tier IV saat ini membutuhkan investasi sedikitnya 70 persen, namun dirinya enggan mengungkap besaran nilai investasi yang digelontorkan untuk proyek itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Indonesia merupakan negara berpenduduk keempat terbesar di dunia dengan jumlah penguna Internet berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2017 mencapai 143 juta jiwa lebih dan terus meningkat," kata Presiden Direktur PT DCI Toto Sugiri di Cibitung.
Hal itu dikatakannya usai melakukan `topping off` gedung kedua (JK2) dari total delapan gedung yang akan dibangun di Kawasan Industri MM2100 Cibitung, Kabupaten Beksi, Jawa Barat, Rabu.
Gedung JK2 ini sengaja dipersiapkan pihaknya dalam rangka menambah kapasitas tampung data klien dengan total luas gedung mencapai 3,6 hektare dan memiliki `critical IT load sebesar 7 megawatt (MW) dengan service level agreement (SLA) 99,999.
Menurut dia, penggunaan teknologi dari perusahaan e-commerce, konten dan cloud, akan membutuhkan data center dengan daya komputasi yang besar.
"Sebagai nilai tambah, DCI juga menawarkan interkoneksi di dalam ekosistem yang sama, sehingga memberikan kemudahan akses dan efisiensi biaya," katanya.
DCI sejak 2013 bermitra dengan Equinix selaku perusahaan data center global yang beroperasi di 44 negara di dunia dan terkoneksi ke lebih dari 9.500 pelanggannya di seluruh dunia.
Dikatakan Toto, sebagai cloud-and-carrier-neutral data center, DCI menyediakan jasa kepada penyedia layanan cloud dan telekomunikasi dengan infrastruktur berkelas dunia.
DCI yang mulai beroperasional sejak Mei 2013, kata dia, telah melayani sedikitnya 100 klien dari berbagai perbankan, asuransi, perusahaan telekomunikasi dan infrastruktur nasional dan multinasional.
Toto mengatakan, pihaknya telah mengantongi sertifikasi `Uptime Institut Tier IV Facility` dengan jaminan akses tanpa gangguan atau pemutusan.
"Sertifikasi Tier IV ini merupakan strata tertinggi di Indonesia dalam bisnis data center," katanya.
Tier IV merupakan penyempurnaan sistem dari rangkaian klasifikasi tier sebelumnya yang memiliki kelengkapan infrastruktur penunjang untuk mengantisipasi terjadinya pemutusan akses dari klien ke data senter.
"Tier IV kalau dilihat dari potensi maksimum `down time` secara desain konstruksi hanya 5 menit dalam setahun, sedangkan Tier III potensi gangguan aksesnya mencapai 42 menit per tahun," katanya.
Menurut dia, keberlangsungan untuk mengakses data center saat ini menjadi tuntutan pasar di Indonesia yang tengah dijawab pihaknya melalui penyediaan sarana prasarana penunjang guna mengantisipasi kerugian klien akibat gangguan akses data.
"Pemadaman akses data bagi pengusaha e-commerce dalam 1 jam saja sudah menimbulkan kerugian usaha yang sangat besar," katanya.
Toto mengaku telah mengoneksikan dua jaringan sumber daya listrik yang dipasok perusahaan pembangkit energi swasta di Kawasan Industri MM2100 untuk menyokong kebutuhan listrik layanan kepada klien.
"Potensi pemadaman dari dua sumber listrik itu hanya 5 menit dalam setahun. Namun sejak lima tahun kami berdiri, tidak pernah ada pemadaman sampai saat ini," katanya.
Toto mengatakan, peningkatan layanan Tier 3 ke Tier IV saat ini membutuhkan investasi sedikitnya 70 persen, namun dirinya enggan mengungkap besaran nilai investasi yang digelontorkan untuk proyek itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018