Moskow (Antaranews Megapolitan/Reuters) - Duta Besar Rusia di Inggris Alexander Yakovenko, Rabu, memperingatkan London bahwa Rusia akan menjalankan tindakan serupa jika Inggris mengusir diplomat Rusia, kata kantor berita RIA.

Dalam pidato di Parlemen Inggris segera setelah pernyataan Yakovenko itu keluar, Perdana Menteri Theresa May mengatakan Inggris akan mengusir 23 diplomat Rusia. Ia menggambarkan langkah itu sebagai pengusiran terbesar dalam peristiwa tunggal selama lebih dari 30 tahun belakangan.  

Sementara itu, anggota parlemen Rusia Vladimir Dzhabarov pada Rabu mengatakan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa Moskow akan balas mengusir 23 diplomat Inggris dari Rusia, kata RIA.

Dzhabarov, wakil ketua komite hubungan internasional parlemen tingkat tinggi Rusia, mengutip jumlah diplomat Rusia yang dikatakan PM May akan diusir dari Inggris.

PM Theresa May pada Rabu mengatakan Inggris akan mengusir 23 diplomat Rusia sebagai tindakan atas serangan racun saraf terhadap seorang bekas agen ganda Rusia di Inggris selatan.

May mengatakan kepada parlemen bahwa Inggris juga akan membekukan harta Rusia di mana pun bukti ancaman ditemukan. Inggris juga akan menurunkan tingkat kesertaannya pada Piala Dunia sepak bola pada musim panas ini.

Bekas mata-mata bernama Sergei Skripal, 66, dan putrinya, Yulia, 33, ditemukan tidak sadar di bangku di kota Salisbury pada 4 Maret. Mereka masih berada di rumah sakit dalam keadaan kritis.

May mengatakan kedua orang itu diserang dengan menggunakan Novichok, yaitu racun saraf kelas militer pada masa Soviet.

Ia sebelumnya telah meminta Moskow untuk menjelaskan apakah Rusia bertanggung jawab atas serangan itu atau kah telah kehilangan kendali atas persediaan bahan beracun yang sangat berbahaya itu.

Rusia telah menyatakan tidak terlibat sementara May mengatakan kepada parlemen Inggris bahwa Moskow tidak memberikan penjelasan yang bisa dipercaya soal serangan tersebut.

"Tidak ada kesimpulan alternatif, selain bahwa negara Rusia bersalah dalam percobaan pembunuhan terhadap Bapak Skripal dan putrinya, dan karena mengancam nyawa para warga sipil Inggris lainnya di Salisbury," katanya.

"Kejadian itu menunjukkan penggunaan kekuatan secara tidak sah oleh negara Rusia terhadap Kerajaan Inggris," katanya.

May mengatakan pengusiran terhadap 23 diplomat Rusia, yang diketahui sebagai petugas intelijen, yang tidak diungkapkan, adalah pengusiran terbesar terkait satu peristiwa dalam 30 tahun terakhir ini dan akan menurunkan kekuatan intelijen Rusia di Inggris untuk tahun-tahun mendatang.

"Kita akan membekukan aset-aset negara Rusia di mana pun kita temukan bukti bahwa (aset-aset) itu kemungkinan digunakan untuk mengancam nyawa atau properti warga negara atau penduduk Kerajaan Inggris," kata May.

Ia mengatakan tidak ada menteri atau anggota kerajaan akan menghadiri Piala Dunia di Rusia.

Pewarta: Reuters

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018