Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengajak masyarakat untuk membangun kesadaran, mengubah pola pikir dan perilaku untuk untuk ketahanan keamanan siber di Indonesia.
"Sebagai langkah awal mulai mengajak seluruh komponen masyarakat agar beraktifitas di dunia maya dengan aman, positif dan produktif," ujar Kepala BSSN Djoko Setiadi dalam kampanye Hari Kebudayaan Keamanan Informasi di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, kesadaran informasi yang sudah dibangun dalam 10 tahun terakhir tidak cukup untuk mengawal kepentingan bangsa di dunia siber dan informasi.
Kepentingan Indonesia, kata Djoko, akan terwujud jika terdapat tindakan nyata yang dilakukan secara sadar, terencana dan bersama-sama sehingga terbentuk budaya keamanan siber dan informasi.
Budaya keamanan siber perlu dibangun di berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya orang yang bekerja di bidang siber dan teknologi informasi (TI).
"Budaya ini bukan hanya milik para ahli IT dan keamanan informasi. Budaya ini harus tumbuh di semua elemen masyarakat," ucap Djoko.
Masyarakat diimbau meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan budaya keamanan dalam kehidupan sehari-hari agak tidak disalahgunakan oleh orang lain.
Kalangan akademisi, bisnis dan komunitas juga harus terlibat dengan didukung perkuatan regulasi dan kebijakan.
Terkait deklarasi HKKI, BSSN berharap hal tersebut menjadi jejak awal Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital di Asia.
"Semoga deklarasi menjadi jejak awal bangsa Indonesia melalui program terencana Indonesia menjadi digital energy of Asia," tutur Djoko.
Hasil laporan Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure pada 2017 menunjukkan dalam kurun waktu setahun telah terjadi 205 juta serangan siber di Indonesia.
Peningkatan kejahatan siber hampir terjadi di semua sektor, seperti perbankan, energi, transportasi sampai dunia anak.
Editor Berita: Santoso.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Sebagai langkah awal mulai mengajak seluruh komponen masyarakat agar beraktifitas di dunia maya dengan aman, positif dan produktif," ujar Kepala BSSN Djoko Setiadi dalam kampanye Hari Kebudayaan Keamanan Informasi di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, kesadaran informasi yang sudah dibangun dalam 10 tahun terakhir tidak cukup untuk mengawal kepentingan bangsa di dunia siber dan informasi.
Kepentingan Indonesia, kata Djoko, akan terwujud jika terdapat tindakan nyata yang dilakukan secara sadar, terencana dan bersama-sama sehingga terbentuk budaya keamanan siber dan informasi.
Budaya keamanan siber perlu dibangun di berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya orang yang bekerja di bidang siber dan teknologi informasi (TI).
"Budaya ini bukan hanya milik para ahli IT dan keamanan informasi. Budaya ini harus tumbuh di semua elemen masyarakat," ucap Djoko.
Masyarakat diimbau meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan budaya keamanan dalam kehidupan sehari-hari agak tidak disalahgunakan oleh orang lain.
Kalangan akademisi, bisnis dan komunitas juga harus terlibat dengan didukung perkuatan regulasi dan kebijakan.
Terkait deklarasi HKKI, BSSN berharap hal tersebut menjadi jejak awal Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital di Asia.
"Semoga deklarasi menjadi jejak awal bangsa Indonesia melalui program terencana Indonesia menjadi digital energy of Asia," tutur Djoko.
Hasil laporan Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure pada 2017 menunjukkan dalam kurun waktu setahun telah terjadi 205 juta serangan siber di Indonesia.
Peningkatan kejahatan siber hampir terjadi di semua sektor, seperti perbankan, energi, transportasi sampai dunia anak.
Editor Berita: Santoso.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018