Jakarta (Antara)- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) melakukan pemetaan terhadap tenaga dosen untuk menghadapi pendidikan jarak jauh (PJJ).
"Kami sudah memetakan tenaga dosen untuk menghadapi pembelajaran daring, berdasarkan usianya," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemristekdikti, Prof Ali Ghufron Mukti, di Jakarta, Selasa.
Dirjen Ali Ghufron menyebutkan jumlah dosen yang berusia 53 tahun hingga 71 tahun sebanyak 24.381 dosen, kemudian yang berusia 37 tahun hingga 52 tahun sebanyak 142.020 dosen, dan tenaga dosen milenial yang berumur 18 tahun hingga 36 tahun sebanyak 113.965 dosen.
"Dosen yang kami petakan ini merupakan dosen yang ada di semua kementerian, seperti Kemristekdikti maupun Kementerian Agama."
Melalui pemetaan berdasarkan usia tersebut, kata Ghufron, Kemristekdikti dalam melakukan pembinaan dan bimbingan agar para dosen tersebut siap melakukan pengajaran daring. Untuk dosen yang kategori milenial lebih mudah, karena akrab dengan dunia digital.
"Nantinya dosen tak hanya sekedar mengajar saja, tetapi lebih dari sekedar fasilitator yang membimbing mahasiswanya".
Kemristekdikti juga akan membentuk universitas siber yang tugasnya untuk memastikan kualitas dari pembelajaran daring. Universitas siber tersebut akan memastikan apakah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pembelajaran daring sesuai dengan yang ditetapkan mulai dari tutor, tatap muka hingga tugas yang diberikan. Begitu juga dengan praktik laboratorium, nantinya apakah hanya model tiga dimensi atau jika perlu fisik kerja sama dengan laboratorium.
Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan ada sekitar 400 perguruan tinggi yang menyelenggarakan pembelajaran daring pada tahun ini.
Saat ini sudah ada 51 perguruan tinggi yang menyelenggarakan pembelajaran daring tersebut. Dari 51 perguruan tinggi tersebut, ada 32 perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan pembelajaran daring campuran yakni kombinasi tatap muka dan daring.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018