Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Bekasi Ruddy Ganda Kusumah menyambangi sejumlah lokasi banjir di wilayah kerjanya, Minggu, guna memastikan sejumlah proyek penanggulan berfungsi optimal.
"Sejak di perintah menjadi Pjs Wali Kota Bekasi, saya harus langsung melihat apa tanggapan dari warga terhadap proyek infrastruktur penanggulangan banjir, termasuk dampaknya, kerugiannya bahkan keuntungan dari pembangunan yang dilakukan Pemkot Bekasi," katanya.
Hal itu dikatakannya saat mengunjungi Kompleks Dosen IKIP di Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu, dengan didampingi oleh Camat setempat Nesan.
Di lokasi itu, Ruddy meninjau efektifitas dari kehadiran kolam retensi yang dibangun Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) setempat pada 2017 senilai miliaran rupiah.
Menurutnya, Komplek IKIP sudah lama menjadi topik perbincangan masyarakat di media sosial sejak 2015 dan sempat mengundang perhatian Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk datang berkunjung.
"Bahwa memang pada 2015 lalu masih mengalami banjir di lokasi ini bila hujan datang. Namun sejak dua tahun terakhir sudah ada kebijakan pemerintah daerah untuk membuat kolam retensi. Ini adalah jawaban atas musibah banjir di Komplek IKIP yang tadinya hampir setinggi 2 meter, kini hanya 10 centimeter," katanya.
Ruddy juga memberikan apresiasi yang tinggi untuk realisasi pembuatan kolam retensi yang digarap Pemkot Bekasi karena dirasakan masyarakat bisa meminimalisasi banjir di perumahan tersebut.
Deddy juga melanjutkan perjalanannya ke Bendungan Koja Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, tepatnya di wilayah perbatasan Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor di Perumahan Sakura.
Kolam retensi di Bendungan Koja tersebut diproyeksikan bisa meminimalisasi dampak banjir yang selama ini menyergap sebagian perumahan di bantaran Sungai Cikeas.
Rute ketiga yakni, pemantauan bantaran Kali Bekasi di Perumahan Pondokgede Permai yang juga masuk dalam kawasan banjir terparah di Kota Bekasi.
Ruddy mamantau kondisi tanggul Kali Bekasi yang jebol sebagai akses masuknya air Kali Bekasi ke rumah penduduk hingga ketinggian 4 meter pada 2015 lalu.
"Pantauan ini akan menjadi laporan saya ke sejumlah instansi terkait untuk bisa dioptimalkan mengingat saat ini ancaman banjir masih terjadi," katanya.
(Advertorial Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Sejak di perintah menjadi Pjs Wali Kota Bekasi, saya harus langsung melihat apa tanggapan dari warga terhadap proyek infrastruktur penanggulangan banjir, termasuk dampaknya, kerugiannya bahkan keuntungan dari pembangunan yang dilakukan Pemkot Bekasi," katanya.
Hal itu dikatakannya saat mengunjungi Kompleks Dosen IKIP di Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu, dengan didampingi oleh Camat setempat Nesan.
Di lokasi itu, Ruddy meninjau efektifitas dari kehadiran kolam retensi yang dibangun Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) setempat pada 2017 senilai miliaran rupiah.
Menurutnya, Komplek IKIP sudah lama menjadi topik perbincangan masyarakat di media sosial sejak 2015 dan sempat mengundang perhatian Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk datang berkunjung.
"Bahwa memang pada 2015 lalu masih mengalami banjir di lokasi ini bila hujan datang. Namun sejak dua tahun terakhir sudah ada kebijakan pemerintah daerah untuk membuat kolam retensi. Ini adalah jawaban atas musibah banjir di Komplek IKIP yang tadinya hampir setinggi 2 meter, kini hanya 10 centimeter," katanya.
Ruddy juga memberikan apresiasi yang tinggi untuk realisasi pembuatan kolam retensi yang digarap Pemkot Bekasi karena dirasakan masyarakat bisa meminimalisasi banjir di perumahan tersebut.
Deddy juga melanjutkan perjalanannya ke Bendungan Koja Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, tepatnya di wilayah perbatasan Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor di Perumahan Sakura.
Kolam retensi di Bendungan Koja tersebut diproyeksikan bisa meminimalisasi dampak banjir yang selama ini menyergap sebagian perumahan di bantaran Sungai Cikeas.
Rute ketiga yakni, pemantauan bantaran Kali Bekasi di Perumahan Pondokgede Permai yang juga masuk dalam kawasan banjir terparah di Kota Bekasi.
Ruddy mamantau kondisi tanggul Kali Bekasi yang jebol sebagai akses masuknya air Kali Bekasi ke rumah penduduk hingga ketinggian 4 meter pada 2015 lalu.
"Pantauan ini akan menjadi laporan saya ke sejumlah instansi terkait untuk bisa dioptimalkan mengingat saat ini ancaman banjir masih terjadi," katanya.
(Advertorial Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018