Taipei (Antaranews Megapolitan/Reuters) - Gempa bumi berkekuatan 6,4 skala Richter mengguncang kota pesisir Hualien di Taiwan pada Selasa malam, kata Badan Pemantau Geologi Amerika Serikat (USGS), hingga menewaskan setidaknya dua orang dan mengakibatkan sejumlah bangunan roboh.

Gempa muncul di sekitar 22 kilometer timur laut Hualien tak lama sebelum tengah malam dan pusat gempa sangat dangkal, hanya satu kilometer, menurut USGS.

"Dua orang meninggal dunia dan 114 orang mengalami luka ringan atau parah," kata Perdana Menteri Taiwan William Lai dalam sidang darurat yang digelar pemerintah.

Beberapa gempa susulan muncul di wilayah nahas itu tapi tidak ada peringatan tsunami.

Hualien merupakan salah satu tujuan wisatawan populer di pantai timur Taiwan dan berpenduduk sekitar 100.000 orang.

"Presiden telah meminta kabinet dan kementerian-kementerian terkait agar segera meluncurkan 'mekanisme bencana' dan bekerja secepat mungkin untuk menangani bencana," kata kantor Presiden Tsai Ing-wen dalam pernyataan.

Lai mengatakan pemerintah segera menjalankan upaya untuk memperbaiki jalan raya yang rusak karena gempa.

Ia mengatakan pemerintah akan memberi tahu perkembangan lebih lanjut pada Rabu pagi mengenai situasi terakhir.

Di antara gedung-gedung yang roboh karena gempa bumi pada Selasa adalah Hotel Marshal di Hualien. Tiga orang terjebak di lokasi itu, kata pemerintah.
Empat bangunan lainnya, termasuk dua hotel dan satu rumah sakit militer, menjadi miring karena gempa di Hualien.

Hualien berada di sekitar 120 kilometer sebelah selatan ibu kota Taiwan, Taipei. Pemerintah mengatakan dua jembatan di kota itu retak atau tidak dapat digunakan karena gempa. Pada Minggu, gempa bumi dengan kekuatan 6,1 skala Richter mengguncang wilayah di dekatnya.

Taiwan, yang dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya, adalah pulau yang rawan terkena gempa. Lebih dari 100 orang tewas karena gempa bumi di Taiwan selatan pada 2016.

Sebagian kalangan di Taiwan masih ketakutan dengan peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter pada 1999, yang dampaknya terasa di seluruh pulau dan menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Pewarta: Reuters

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018