Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Pemegang hak paten produk bermerk Doraemon mengungkap kerugian hingga puluhan juta rupiah setiap tahun akibat peredaran barang palsu di tengah masyarakat.
"Upaya somasi terhadap produsen yang memalsukan produk berlisensi Doraemon terus kita lakukan dengan melibatkan pengacara," kata Manager Event and Ritel Animasi Internasional, Nurhadi di Bekasi, Sabtu.
Menurut dia, saat ini ada sedikitnya 50 member dari pembuat produk Doraemon resmi yang merasa dirugikan usahanya akibat peredaran barang palsu tersebut.
Sejumlah produk resmi berlisensi Animasi Internasional yang beredar di pasaran seperti boneka, perlengkapan sekolah, mainan, fashion dan lainnya telah secara masif dipalsukan oleh sejumlah oknum pengusaha.
"Jumlahnya lumayan banyak, namun setiap kali berhasil kita tutup (usahanya), pasti akan ada yang bermunculan lagi. Mereka rata-rata merupakan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di berbagai daerah yang berdagang secara kaki lima," katanya.
Meski enggan menyebutkan jumlah pemalsu produk Doaremon yang terjadi saat ini, namun Nurhadi memperkirakan kerugian yang ditanggung pihaknya mencapai kisaran puluhan juta rupiah.
"Secara nominal bisa puluhan juta rupiah per tahun. Namun siapa saja pelakunya, kami sudah serahkan semua kepada pengacara," katanya.
Nurhadi mengatakan, produsen `nakal` tersebut membaderol produknya rata-rata setengah harga lebih murah dari produk berlisensi resmi, sehingga barangnya lebih laris di pasaran.
Dia mencotohkan, untuk produk tempat minum anak dengan harga resmi berkisar Rp80.000 per buah, bisa dipalsukan dengan harga jual Rp20.000-Rp40.000 per buah.
"Namun tetap kami ingatkan, bahwa secara kualitas bahan baku, tentunya sangat berbeda jauh. Bahkan kami juga sudah mengantongi izin Standar Nasional Indonesia (SNI) dari pemerintah," katanya.
Upaya untuk meminimalisasi dampak kerugian dari para member pemegang lisensi Doraemon dilakukan pihaknya melalui kegiatan live show Doraemon yang dibarengi dengan rangkaian penjualan pernak pernik produk Doraemon.
"Kami rutin menggelar live show ke berbagai mal di Indonesia, salah satunya di Kota Bekasi sambil menjual produk resmi kita kepada penggemar," katanya.
Dalam setiap gelaran tersebut, panitia bisa menghadirkan 200.000 hingga 600.000 pengunjung dari para penggemar tokoh kartun legendaris Doraemon.
"Misalnya saat kita gelar di Surabaya beberapa waktu lalu, kita bisa datangkan sampai 660.000 pengunjung. Untuk live show di Summarecon Mal Bekasi kami menargetkan 200.000 pengunjung selama 1-25 Fenruari 2018," katanya.
Nurhadi memperkirakan, nominal transaksi pembelian produk berlisensi resmi dari Animasi Internasional di Kota Bekasi bisa berkisar ratusan juta rupiah.
"Contohnya di Super Mal Pakuwon Indah Surabaya, kita bisa mengantongi transaksi pembelian produk resmi hingga Rp900 juta, dari target perkiraan Rp750 juta," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Upaya somasi terhadap produsen yang memalsukan produk berlisensi Doraemon terus kita lakukan dengan melibatkan pengacara," kata Manager Event and Ritel Animasi Internasional, Nurhadi di Bekasi, Sabtu.
Menurut dia, saat ini ada sedikitnya 50 member dari pembuat produk Doraemon resmi yang merasa dirugikan usahanya akibat peredaran barang palsu tersebut.
Sejumlah produk resmi berlisensi Animasi Internasional yang beredar di pasaran seperti boneka, perlengkapan sekolah, mainan, fashion dan lainnya telah secara masif dipalsukan oleh sejumlah oknum pengusaha.
"Jumlahnya lumayan banyak, namun setiap kali berhasil kita tutup (usahanya), pasti akan ada yang bermunculan lagi. Mereka rata-rata merupakan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di berbagai daerah yang berdagang secara kaki lima," katanya.
Meski enggan menyebutkan jumlah pemalsu produk Doaremon yang terjadi saat ini, namun Nurhadi memperkirakan kerugian yang ditanggung pihaknya mencapai kisaran puluhan juta rupiah.
"Secara nominal bisa puluhan juta rupiah per tahun. Namun siapa saja pelakunya, kami sudah serahkan semua kepada pengacara," katanya.
Nurhadi mengatakan, produsen `nakal` tersebut membaderol produknya rata-rata setengah harga lebih murah dari produk berlisensi resmi, sehingga barangnya lebih laris di pasaran.
Dia mencotohkan, untuk produk tempat minum anak dengan harga resmi berkisar Rp80.000 per buah, bisa dipalsukan dengan harga jual Rp20.000-Rp40.000 per buah.
"Namun tetap kami ingatkan, bahwa secara kualitas bahan baku, tentunya sangat berbeda jauh. Bahkan kami juga sudah mengantongi izin Standar Nasional Indonesia (SNI) dari pemerintah," katanya.
Upaya untuk meminimalisasi dampak kerugian dari para member pemegang lisensi Doraemon dilakukan pihaknya melalui kegiatan live show Doraemon yang dibarengi dengan rangkaian penjualan pernak pernik produk Doraemon.
"Kami rutin menggelar live show ke berbagai mal di Indonesia, salah satunya di Kota Bekasi sambil menjual produk resmi kita kepada penggemar," katanya.
Dalam setiap gelaran tersebut, panitia bisa menghadirkan 200.000 hingga 600.000 pengunjung dari para penggemar tokoh kartun legendaris Doraemon.
"Misalnya saat kita gelar di Surabaya beberapa waktu lalu, kita bisa datangkan sampai 660.000 pengunjung. Untuk live show di Summarecon Mal Bekasi kami menargetkan 200.000 pengunjung selama 1-25 Fenruari 2018," katanya.
Nurhadi memperkirakan, nominal transaksi pembelian produk berlisensi resmi dari Animasi Internasional di Kota Bekasi bisa berkisar ratusan juta rupiah.
"Contohnya di Super Mal Pakuwon Indah Surabaya, kita bisa mengantongi transaksi pembelian produk resmi hingga Rp900 juta, dari target perkiraan Rp750 juta," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018