Sukabumi, 13/12 (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dalam waktu dekat ini akan kembali membangun jembatan penghubung Sukabumi-Banten di Kecamatan Cisolok yang putus akibat terkena longsor pada Senin (10/12).  

Kedua jembatan yang putus tersebut merupakan akses jalan utama warga baik dari Sukabumi menuju Lebak (Provinsi Banten) maupun sebaliknya dan jembatan lainnya yang terputus juga merupakan akses penghubung Sukabumi dengan Padegelang,Banten.

Sehingga kedua jembatan ini sangat penting untuk akses jalan dari kedua daerah yang berbeda provinsi ini, kata Bupati Sukabumi, Sukmawijaya, Kamis.

Menurut Sukmawijaya, pembangunan yang dilakukan tersebut masih bersifat darurat karena untuk membangun kembali jembatan secara permanen perlu ada kajian ulang dan koordinasi dengan dinas terkait dan Pemprov Banten. Minimalnya jembatan yang dibangun ini bisa dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun lebih dengan kontruksi bangunan yang kuat waluapun belum permanen.

Ia mengatakan, keberadaan jembatan ini sangat penting, khususnya untuk akses ekonomi warga, seperti untuk mengirimkan hasil pertanian dan lain-lain. Bahkan, sebagian warga Pandegelang dan Lebak berbelanja kebutuhan sehari-harinya ke Sukabumi dengan menggunakan akses jembatan tersebut.

Sehingga, dengan terputusnya akses jalan ini sangat mengganggu aktifitas warga dan jika memaksakan menyebrang sungai, bisa mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, karena Sungai Cikahuripan dan Cibareno ini arusnya deras dan lebarnya pun cukup luas.

"Kami saat ini sudah berkoordinasi agar jembatan ini bisa dibangun, bukan karena pemkab tidak memiliki biaya untuk membangun jembatan ini secara permanen, karena harus melalui mekanisme dan penelitian lebih lanjut agar kondisinya bisa tahan lama dan aman. Maka solusinya kami membuat dahulu jembatan darurat agar masyarakat bisa mengakses untuk melakukan aktifitasnya," tambahnya.

Di sisi lain, Sukmawijaya mengatakan, longsor yang terjadi di Kecamatan Cisolok ini harus menjadi perhatian seluruh pihak di daerah lainnya, karena longsor tersebut disebabkan oleh ulah oknum yang tidak memperhatikan lingkungan dengan menambang emas secara liar.

"Kami sudah mengeluarkan kebijakan dengan menutup seluruh areal tambang liar agar tidak terjadi kejadian serupa, selain itu untuk mengantisipasi dampak kerusakan daerah," kata Sukmawijaya.

Aditya

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012