Cucuta, Kolombia (Antaranws Megapolitan/Reuters) - Kolombia pada Rabu mengusir lebih dari 200 tunawisma Venezuela yang telah tidur di lapangan olah raga di kota perbatasan Cucuta.

Pengusiran itu menyoroti kegelisahan yang berkembang mengenai masuknya migran dari negara tetangga yang dilanda krisis tersebut.

Para warga Venezuela diusir saat fajar dari lapangan di lingkungan kelas menengah itu, tempat mereka tidur di tenda darurat atau di kotak kardus. Beberapa orang menghina Presiden Venezuela Nicolas Maduro saat mereka dinaikkan ke truk agen migrasi Kolombia, menurut reporter Reuters.

Sebagian besar darimereka dideportasi ke Venezuela karena tidak memiliki paspor yang sah, walaupun beberapa orang bersumpah untuk kembali menyeberang saat mereka mendapat kesempatan.

"Kami berangkat dengan impian untuk bekerja dan melarikan diri dari kediktatoran Nicolas Maduro di Venezuela, tapi sayangnya mereka  mengirim kami kembali," kata Jesus Millan, 45, beberapa menit setelah diusir kembali ke Venezuela. Dia telah bekerja di sebuah cuci mobil di Kolombia.

Sekitar 50 warga Venezuela yang memiliki paspor akan dipindahkan, didorong oleh pihak berwenang sekitar 1.480 km (920 mil) ke perbatasan Ekuador, kata pihak berwenang Kolombia.

Kolombia, salah satu negara dengan sejumlah besar migran Venezuela di Amerika Selatan, sangat rentan terhadap krisis Venezuela yang memburuk.

Gelombang sebelumnya dari mereka yang berusaha melarikan diri dari ekonomi Venezuela yang ambruk, inflasi yang tinggi dan kekurangan pangan menunjukkan seorang insinyur mendapat pekerjaan di industri minyak Kolombia yang kemudian berkembang atau bekerja di perusahaan multinasional di ibu kota Bogota.

Namun sekarang, semakin banyak orang miskin Venezuela yang menyeberangi semak-semak untuk menuju kota-kota perbatasan Kolombia, tempat mereka mencoba menghasilkan uang agar dapat melanjutkan perjalanan mereka ke negara-negara kaya di Amerika Selatan.

Pengusiran di Cucuta terjadi setelah demonstrasi kecil anti-Venezuela di kota tersebut pada Minggu. Warga setempat mengatakan  anak-anak tidak bisa lagi bermain di taman atau lapangan olah raga, dan menyatakan kekhawatiran bahwa para migran akan beralih ke kejahatan untuk mencari nafkah.

"Kami tidak melakukan diskriminasi terhadap siapa pun, tapi mereka menciptakan masalah di daerah pemukiman," kata Oscar Gerardino, seorang pejabat pemerintah provinsi Norte de Santander di Kolombia.

Jumlah orang Venezuela yang tinggal di Kolombia melonjak 62 persen pada paruh terakhir tahun 2017 menjadi lebih dari 550.000 orang, otoritas migrasi Kolombia mengatakan awal bulan ini.

Perserikatan Bangsa-Bangsa bersedia mengirimkan lebih banyak bantuan ke Kolombia untuk membantu negara tersebut mengatasi pendatang yang tiba, kata Sekretaris Jenderal Antonio Guterres dalam sebuah kunjungan ke negara Andean itu pekan lalu.

Penerjemah: G.N.C. Aryani/T. Mutiasari.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018