Uni Afrika mengutuk keras kejahatan rezim zionis biadab Israel terhadap rakyat Palestina, menyerukan penghentian segala upaya normalisasi dengan rezim Israel, serta mendesak agar otoritasnya diadili di pengadilan internasional.
Dalam pernyataan akhir yang dirilis usai KTT tahunan ke-38 selama dua hari di Addis Ababa, Ethiopia, baru-baru ini, para pemimpin Afrika menyatakan penolakan mereka terhadap "pelanggaran hukum internasional serta penargetan warga sipil dan infrastruktur oleh Israel."
"Israel sedang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina dan harus diadili di pengadilan internasional," bunyi pernyataan tersebut.
Para pemimpin AU menuntut penghentian segala bentuk "kerja sama dan normalisasi dengan Israel hingga pendudukan dan agresinya terhadap Palestina berakhir."
Mereka juga menyerukan pembebasan segera seluruh tahanan Palestina, terutama perempuan dan anak-anak, dari penjara Israel.
Sebagai bentuk solidaritas, para pemimpin Afrika menolak segala bentuk pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka, yang merupakan pelanggaran hukum internasional.
Mereka menegaskan bahwa "solusi dua negara" adalah satu-satunya cara yang layak untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun serta memulihkan stabilitas di kawasan Asia Barat.
Operasi militer rezim zionis biadab Israel di kamp pengungsi Tulkarem, Tepi Barat bagian utara, membuat 12.000 warga Palestina mengungsi, kata seorang pejabat setempat pada Selasa (25/2).
"Tentara pendudukan masih menduduki dan mengepung kamp Tulkarem, mengusir penduduknya dengan todongan senjata," ujar Wakil Gubernur Tulkarem Faisal Salama dalam sebuah pernyataan.
"Pasukan Israel masih menghancurkan rumah, jalan, gang, dan seluruh fasilitas di kamp ini," katanya.
Menurut Salama, sejak bulan lalu, tentara Israel telah menghancurkan 40 bangunan yang menampung 100 unit apartemen di kamp tersebut.
"Militer Israel juga membakar 10 rumah dan menghancurkan hampir 300 toko di kamp ini," katanya.
Salama mengatakan Israel melancarkan operasi militer di Tepi Barat bagian utara demi kepentingan politik dan mengubah struktur demografi di kamp pengungsi itu.
Operasi tersebut telah berlangsung sejak 21 Januari, yang menewaskan lebih dari 61 warga Palestina dan memaksa ribuan lainnya mengungsi, menurut pejabat Palestina.
Ketegangan terus meningkat di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat. Sedikitnya 923 warga Palestina di Tepi Barat telah terbunuh dan hampir 7.000 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Militer Israel telah mengerahkan tank ke wilayah pendudukan Tepi Barat untuk pertama kalinya dalam 23 tahun, kantor berita Iran IRNA melaporkan pada Senin.
Tindakan Israel itu dikecam oleh kelompok-kelompok Palestina karena dinilai sebagai upaya "aneksasi".
Pengerahan tank itu menjadi bagian dari aksi penyerbuan dan penangkapan yang kian intensif oleh Israel, yang telah menyebabkan sekitar 40.000 warga Palestina terusir dari kamp-kamp pengungsi selama lima pekan terakhir.
Kelompok perlawanan Palestina, Jihad Islam, mengutuk tindakan Israel di Tepi Barat yang mengerahkan tank untuk pertama kalinya sejak intifada Palestina kedua berakhir pada 2005.
Jihad Islam bertempur bersama Hamas untuk menghadapi serangan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina dan menghancurkan hampir seluruh wilayah itu.
Pertempuran untuk sementara terhenti setelah Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata bulan lalu.
Ketegangan terus meningkat di Tepi Barat sejak perang Israel melancarkan perang di Gaza. Serangan Israel di wilayah pendudukan itu pada awal Januari menewaskan sedikitnya 60 warga Palestina.
Masyarakat Tahanan Palestina pada Senin melaporkan bahwa sedikitnya 365 warga Palestina telah ditangkap di Jenin dan Tulkarem selama serangan terbaru Israel.
Wali Kota Jenin juga melaporkan adanya kerusakan besar di kamp pengungsi di kota itu. Dia mengatakan bahwa 120 rumah hancur total dan banyak rumah lainnya rusak.
Pada Minggu (23/2), Israel memerintahkan pasukannya untuk bersiap "tinggal lebih lama" di Tepi Barat.
Sumber: IRNA-OANA, Anadolu
Baca juga: Perserikatan Bangsa-Bangsa kecam rencana Israel menetap di Tepi Barat
Baca juga: Israel usir 12 ribu warga Tepi Barat
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025