Bogor (Antaranews Megapolitan) - Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat penting. Salah satu komoditas cabai yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia yaitu cabai rawit. Cabai rawit memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan permintaannya meningkat setiap tahun. Cabai rawit perlu dibudidayakan secara intensif baik terhadap hama penyakit, gulma, penyediaan air maupun pemberian pupuk. 

Adea Oktavia, mahasiswi Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan suatu riset untuk mengetahui metode aplikasi pemberian pupuk yang tepat menggunakan irigasi tetes dan Mulsa Polyethilen pada tanaman cabai rawit.

''Masalah utama yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman cabai rawit adalah gulma. Hal ini dikarenakan gulma bisa mengganggu hasil produksi cabai rawit. Selain itu, pemberian pupuk dengan dosis yang tidak tepat dan berlebihan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman cabai itu sendiri,''ujar Adea.

Fertigasi adalah salah satu cara pemberian air irigasi bersamaan dengan pemupukan. Fertigasi bisa dilakukan bersamaan dengan irigasi tetes. Irigasi tetes (drip irrigation) merupakan cara pemberian air pada tanaman secara langsung baik pada permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah melalui tetesan secara sinambung dan perlahan. Melalui fertigasi pupuk dilarutkan ke dalam air kemudian secara bersamaan diberikan pada tanaman.

Mulsa merupakan material non-hidup yang digunakan untuk menutupi permukaan tanah yang memiliki fungsi untuk melindungi dari dampak hujan, menekan pertumbuhan gulma, suhu dan evaporasi. Umumnya mulsa yang digunakan oleh para petani yaitu mulsa polyethilen  karena kualitasnya bagus dan harganya murah.              

Adea merancang tiga macam perlakuan yaitu perlakuan Aplikasi Split, Drip Irrigation dan secara konvensional (tanpa menggunakan irigasi tetes). Penyemaian benih cabai dengan media tanam seperti campuran pasir, kompos dan arang sekam. Pemberian mulsa dilakukan setelah pemberian pupuk dasar yaitu pupuk kandang sapi. Pemasangan instalasi irigasi tetes dilakukan sebelum tanam yaitu pada perlakuan split dan drip.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Aplikasi split dan drip memberikan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Aplikasi split  memberikan hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan secara konvensional yaitu 3458,33 g. Aplikasi pemupukan drip memberikan keuntungan secara ekonomis dan efisiensi yang lebih tinggi dalam pemakaian tenaga kerja. (FY/nm)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Adea Oktavia

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018