"Gerakan menanam sejuta pohon harus disertai pemeliharaan yang konsisten, agar kawasan penghijauan yang baru terbukti secara nyata. Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional jangan hanya seremonial, tapi ini merupakan komitmen kita bersama,"
Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo melalui cuitan di Twitter pada Sabtu (9/12) 2017.
Kepala Negara sendiri, pada hari itu menghadiri peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan kegiatan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2017, yang dipusatkan di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Sebagai negara tropis, Indonesia jelas membutuhkan keteduhan, dan itu bisa diperoleh dari kehadiran pohon dan tumbuhan --sebagai unsur penting dalam kehidupan karena mempunyai banyak manfaat --bisa memayungi udara panas.
Di sisi lain, fungsi pohon sebagai penjaga lingkungan, karena Indonesia adalah negara rawan bencana seperti longsor dan banjir, menjadi sesuatu keniscayaan bahwa tumbuhan sangat strategis kehadirannya sebagai pencegah kerusakan lingkungan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya saat berada di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (3/12) mengajak seluruh warga di daerah itu untuk gemar menanam pohon guna menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan.
"Ibu-ibu, bapak-bapak serta semua warga mari kita galakkan menanam pohon, minimal di lingkungan rumah masing-masing," katanya saat menyerahkan secara simbolis tanda peluncuran perangko edisi khusus dengan tema "Tanam 25 Pohon Selama Hidup" kepada anggota DPR dari Dapil Kalteng, Hamdani.
Dia mengatakan, kerusakan hutan di Indonesia sudah sangat parah sehingga diperlukan gerakan bersama dalam merehabilitasi kondisi alam dan lingkungan.
Melalui gerakan "Tanam dan Pelihara 25 Pohon Selama Hidup Kita" diharapkan ada perbaikan kondisi daerah aliran sungai (DAS), dan juga peningkatan pendapatan masyarakat.
Gerakan tersebut dapat dilakukan misalnya saat ada kelahiran, pesta pernikahan atau memanfaatkan momentum tertentu sebagai wujud kepedulian bersama terhadap kondisi lingkungan.
Program menanam dan memelihara pohon itu akan sangat membantu negara dan dunia dalam melestarikan lingkungan hidup.
Kurangi Lahan Kritis
Penanaman pohon sejak 2014 hingga 2016, menurut Siti Nurbaya, telah terealisasi pada lahan seluas 4,20 juta hektare.
Kegiatan realisasi sejak 2014-2016 pada lahan 4,20 juta hektare itu membuat 24 juta hektare lahan kritis akan berkurang.
Untuk memastikan pohon-pohon yang ditanam tersebut tumbuh, maka akan dilakukan survey pada 2018.
Dalam upaya penanaman pohon tersebut, melibatkan semua pihak, seperti TNI, Polri, siswa, masyarakat, aktivis dan lainnya.
Sepanjang 2014-2016 telah ditanam sebanyak 2,731 juta batang pohon atau 5.463 hektare realisasi penanaman.
Pada puncak HMPI 2017 ditanam sebanyak 45 ribu bibit pohon di lahan seluas 15 hektare, melibatkan 3.000 petani dan nantinya akan dikelola oleh koperasi.
Pohon yang ditanam antara lain jati, akasia, jambu-jambuan dan jamblang. Setiap pohon akan menggunakan "barcode" yang berisi info koordinat dan nama pohon.
Dukungan Non-pemerintah
Gerakan menanam pohon sejatinya tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh pemerintah. Karenanya, gerakan semacam itu membutuhkan dukungan dari kalangan non-pemerintah.
Kalangan swasta, sebenarnya juga ikut mendukung gerakan semacam itu, di antaranya adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk).
Perusahaan itu menyumbang sebanyak 40 ribu pohon dalam upaya ikut melaksanakan "Gerakan Menanam 1 Miliar Pohon" yang dicanangkan pemerintah.
Keikutsertaan dalam program gerakan menanam itu adalah salah satu perwujudan misi perseroan yang disinergikan dengan program Pemerintah Kabupaten Bogor, kata Direktur Sumberdaya Manusia (SDM) Indocement Kuky Permana.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya melakukan penanaman 40.000 pohon di 20 desa Kabupaten Bogor. Untuk setiap desa ditanam 2.000 pohon.
Jenis pohon yang ditanam adalah sesuai arahan Pemkab Bogor yaitu sengon, jabon dan berbagai pohon buah-buahan yang menjadi ikon wilayah ini.
Pemilihan jenis pohon tersebut mempertimbangkan manfaat bagi lingkungan agar tetap hijau dan lestari.
Pada gilirannya kegiatan itu dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia, di samping memberikan nilai ekonomis bagi peningkatan pendapatan masyarakat secara berkelanjutan.
Meskipun di lokasi-lokasi pabrik Indocement maupun lokasi bekas penambangan telah ditanami berbagai pohon pelindung maupun buah-buahan, yang tidak kurang dari satu juta pohon, perusahaan tetap menjalin kemitraan dengan Pemkab Bogor dalam kegiatan gerakan menanam pohon.
Sementara itu, Djarum Foundation "Bakti Pada Negeri" melalui program "Djarum Trees for Life" (DFTL) atau Pohon Djarum untuk Kehidupan, juga melakukan gerakan menanam pohon, khususnya jenis trembesi (Albizia saman) atau (Samanea saman).
Terkait seperti penegasan Presiden Jokowi mengenai perlunya "pemeliharaan yang konsisten" -- setelah menanam pohon --Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji menegaskan bahwa pihaknya punya komitmen tersebut.
Wujudnya, gerakan menanam pohon trembesi sepanjang 1.350 km dari Merak (Provinsi Banten) hingga Banyuwangi (Jatim).
Program "Menanam Trembesi 1.350 KM Merak-Banyuwangi" yang dilaksanakan sejak tahun 2010 itu, hingga 2015 telah menanam sebanyak 41.758 pohon.
"Komitmen Djarum Foundation juga tidak berhenti dengan menanam saja, tapi juga terus melakukan perawatan pohon hingga tumbuh besar", kata Supanji.
Gerakan menanam pohon, seperti disampaikan Presiden Jokowi, jelas membutuhkan keajekan. Keajekan itu, mesti menjadi komitmen semua pihak.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018