Bogor (Antara Megapolitan) - Gulma pakis dengan nama ilmiah Nephrolepis biserrata memiliki manfaat sebagai tanaman penutup tanah. Ia memiliki pertumbuhan yang tidak terlalu cepat, tumbuh berupa perdu, dan keberadaannya tidak banyak menimbulkan kerugian atau gangguan, sehingga tumbuhan ini cenderung dipertahankan keberadaannya di kebun kelapa sawit.

Tim peneliti yang terdiri dari Sudirman Yahya, Suwarto dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB); Kukuh Murtilaksono dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Faperta IPB; Mira Ariyanti dari Departemen Budidaya Pertanian, Faperta Universitas Padjadjaran; beserta Hasril H Siregar dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan, meneliti tentang peran gulma pakis sebagai tanaman penutup tanah pada perkebunan kelapa sawit.

“Gulma sebagai tumbuhan yang tidak dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman kelapa sawit sebenarnya dapat dimanfaatkan sehingga keberadaannya tidak seluruhnya merugikan. Salah satu yang memiliki manfaat yaitu N.biserrata. Awalnya dipertahankan dan diperbanyak untuk menjaga kelembaban sekitar pokok kelapa sawit. Selanjutnya tanaman ini dijadikan sebagai vegetasi yang berperan dalam kegiatan konservasi tanah dan air di sekitar areal pertanaman kelapa sawit yaitu sebagai tanaman penutup tanah,” ujar Sudirman.

Berdasarkan faktor tersebut beberapa kebun swasta telah menggunakan N.biserrata sebagai tanaman penutup tanah. 

Selain itu, N.biserrata merupakan tanaman senang naungan sehingga memungkinkan ditanam pada areal tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM). 

Penanaman tanaman penutup tanah dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang mendukung ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System) yaitu pemeliharaan tanaman dalam mendukung produktivitas tanaman.

Peneliti ini menjelaskan bahwa jarak tanam yang optimal untuk pengusahaannya di lapangan sebagai tanaman penutup tanah adalah 10 cm x 10 cm tanaman ini berperan sebagai tanaman penutup tanah pada areal tanaman kelapa sawit menghasilkan karena menyumbang hara sebesar 15.7 ton bobot kering per hektar per tahun dengan stok karbon sebesar 7.7 ton C per hektar per tahun.

“Jarak tanam 10 cm x 10 cm merupakan jarak tanam yang dianjurkan. Selain itu dihasilkan pula jumlah daun terbanyak dengan penanaman N.biserrata pada jarak tanam 10 cm x 10 cm,” ujarnya.

Pada 20 MST (umur tanaman) tanaman ini menghasilkan persentase penutupan tanah 94.16 persen (%), 82.16%, 72.83% berturut-turut untuk jarak tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm dan 40 cm x 40 cm. 
Gulma ini juga mempengaruhi neraca air yang terjadi di kebun kelapa sawit menghasilkan yaitu dengan mengurangi terjadinya defisit air tanah pada musim kemarau atau bulan dengan curah hujan yang rendah. Penanaman N.biserrata sebagai tanaman penutup tanah di kebun kelapa sawit menghasilkan berperan dalam mengurangi defisit air sebesar 36.71 persen.

“Selama proses dekomposisi, N. biserrata meningkatkan kandungan unsur hara tanah yaitu N, P, K dan C-organik berturut-turut sebesar 41%, 11%, 93%, 11.3% ,” ungkapnya.

Pewarta: Oleh Jurnalis IPB

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018