Bogor (Antaranews Megapolitan) - Indonesian Young Professional Paper Awards (IYPPA) 2017 merupakan ajang penganugerahan yang didedikasikan untuk mahasiswa di seluruh Indonesia yang telah berkontribusi positif dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang penelitian dan karya tulis ilmiah.

Acara yang mengusung tema “Exploring Ideas to Generate Millennial Innovators” ini, diselenggarakan oleh KOMA Youth Collaboration, sebuah komunitas ilmiah di Makassar yang beranggotakan para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, baik swasta dan negeri dari seluruh wilayah provinsi Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini diikuti oleh 421 mahasiswa yang mengirimkan karya tulis. Peserta berasal dari sekira 50 perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Ilham Maulidin, mahasiswa S1 angkatan tahun 2015 dari Departemen Teknologi Industri  Pertanian (TIN) Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil meraih dua penghargaan sekaligus di acara IYPPA 2017 ini. Mahasiswa asal Limbangan Garut ini berhasil memenangkan Gold Paper Award (Juara 1) dan The Most Impactful Reseacher Indonesia 2017.

Penilaian  IYPPA 2017 meliputi tiga kriteria, yakni ide/gagasan, prototipe, dan aplikatif. Selain itu, nominator terbaik dari 12 Bidang Ilmu di tiga kategori masing-masing mendapatkan penghargaan sebagai : 1. Gold Paper Award  2. Silver Paper Award 3.

Bronze Paper Award. Penganugerahan IYPPA 2017 ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 November 2017 di Gedung Baruga Anging Mamiri Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

“Inovasi yang saya usung dalam kompetisi paper tersebut adalah COBOY atau Eco Board Play. COBOY merupakan media pembelajaran berbasiskan aksi positif lingkungan yang memuat tentang upaya pelestarian lingkungan bagi anak-anak, dengan mengusung lima aspek pengajaran penting, yaitu upaya pelestarian dan budidaya tanaman; pola hidup teratur untuk menjaga kesehatan lingkungan sekitar; relokasi sungai/air menjadi tempat ekowisata; inovasi pengolahan sampah 3R; serta seluk beluk tentang sampah,” papar Ilham.

Mahasiswa penyuka kegiatan pengembangan masyarakat ini menjelaskan bahwa anak-anak diajarkan untuk mencintai dan melestarikan lingkungan sejak dini melalui permainan ini.

Dunia anak adalah dunia bermain, maka pendekatan yang dilakukan untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan melalui permainan edukatif ini sangatlah  prospektif.

“Saya adalah orang pertama di keluarga dari tujuh bersaudara, yang berkesempatan untuk dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi negeri melalui program beasiswa Bidikmisi IPB. Wujud syukur saya adalah ingin memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Saya tidak ingin hanya jadi penonton tanpa berbuat sesuatu yang berarti,” pungkasnya. (HSCW/NM)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Ilham Maulidin

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017