Manila (Antara Megapolitan/Reuters) - Badai tropis di bagian selatan Filipina memicu tanah longsor dan banjir bandang. Peristiwa itu dikabarkan telah merenggut nyawa lebih dari 100 orang.

Polisi dan pejabat badan penanggulangan bencana di negara itu mengatakan, sebagian besar korban meninggal pada Jumat malam dan semua di Mindanao, pulau utama di selatan, dengan menambahkan bahwa tiga provinsi dilanda bencana paling parah.

Pejabat badan tersebut mengatakan banyak warga mengabaikan peringatan untuk meninggalkan kawasan pesisir dan tepi sungai.

"Banyak yang tersapu ke laut, sementara permukaan air dengan cepat naik akibat pasang tinggi," kata Manuel Luis Ochotorena, pejabat badan penanggulangan bencana. 

"Mereka tidak pernah memperhatikan peringatan. Mereka kira ini badai lemah tetapi sebaliknya, menyebabkan hujan turun berkali-kali," tambahnya. 

Ratusan kilometer ke arah timur, tentara dan para pekerja kedaruratan mengecek laporan-laporan tentang sebuah desa yang terkubur tanah longsor di kota Tubod di Lanao del Norts.

Ryan Cabus. pejabat setempat, mengatakan aliran listrik dan komunikasi ke kawasan tersebut terputus, yang menyebabkan usaha-usaha pertolongan terganggu. 

Pewarta:

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017