Bogor (Antara Megapolitan) - Faktor abiotik (benda tak hidup) yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup kepiting salah satunya tingkat keasaman (pH). Media pH optimum akan memberikan dampak maksimum pada kepiting bakau, karena terkait dengan proses osmoregulasi.

Oleh karena itu, empat orang peneliti terdiri dari Yuni Puji Hastuti, Horas Nadeak dan Kurnia Faturrohman dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB), beserta Ridwan Affandi dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB, melakukan sebuah penelitian untuk melihat pengaruh pH pada tingkat kelangsungan hidup (SR) dan pertumbuhan kepiting mangrove Scylla serratamelalui reaksi kondisi fisiologis.

Kepiting yang digunakan ialah kepiting bakau sebanyak 30 ekor untuk setiap perlakuannya, kepadatan benih yang digunakan sebanyak sepuluh ekor pada setiap ulangan. Benih yang ditebar memiliki panjang rata-rata 4,45 centimeter, lebar rata-rata 6,27 centimeter, dan bobot rata-rata 51,27 gram. Kepiting dipelihara dalam wadah box fiber berukuran 40×60×40 centimeter kubik dengan sistem resirkulasi.

“Sistem resirkulasi digunakan bertujuan untuk menjaga kualitas media pemeliharaan untuk tetap dalam kondisi yang diharapkan dan mengurangi penumpukan feses serta sisa pakan di wadah pemeliharaan,” tutur Yuni.

Dalam percobaannya peneliti ini memberikan empat perlakuan pH berbeda pada hewan uji. Perlakuan tersebut ialah dengan media pH 5 (A), sedang pH 6 (B), sedang pH 7 (C), dan menengah pH 8 (D).

Berdasarkan hasil percobaannya tim peneliti ini menemukan bahwa pemeliharaan kepiting pada pH yang berbeda memberikan pengaruh yang signifikan pada tingkat kelangsungan hidup kepiting.

Nilai tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan C (Ph 7) yaitu sebesar 83,3 persen dan terendah terdapat pada perlakuan D (Ph 8) yaitu nol persen, sedangkan pada perlakuan A dan B berturut-turut ialah 53,3 persen dan 53,3 persen.

Perlakuan pH juga memberikan efek yang signifikan pada pertumbuhan spesifik dari kepiting. Nilai pertumbuhan spesifik tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu sebesar 10,2 persen  per hari dan terendah pada perlakuan D yaitu 3,4 persen per hari, sedangkan pada perlakuan A dan B berturut ialah 7,4 persen per hari dan 8,1 persen per hari.

“Perlakuan pH terbaik bagi kinerja produksi yang meliputi parameter pertumbuhan dan sintasan kepiting adalah pH 7. Perlakuan pH 7 juga memiliki kinerja respons stres terbaik selama pemeliharaan ditunjang dengan parameter kualitas air yang optimum, rendahnya tingkat stres kepiting pada pH 7 digambarkan oleh nilai total hemosit tinggi sehingga pH 7 adalah kondisi optimum untuk mendukung keseimbangan lingkungan kepiting,” tuturnya. (IRM/ris)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Yuni Puji Hastuti dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017