Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor melibatkan 150 anak sekolah pada peringatan puncak Hari HIV/AIDS se-dunia untuk terlibat aktif dalam kampanye pencegahan penularan penyakit tersebut.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Bogor, Lindawati, Selasa mengatakan pihaknya sengaja melibatkan partisipasi anak sekolah agar memiliki bekal pemahaman lebih tentang bahaya penularan HIV/AIDS.

"Supaya anak-anak ini tau bahaya HIV/AIDS sehingga merek tau bagaimana mencegahnya," katanya.

Ia mengatakan, remaja merupakan kelompok rentan terhadap penularan HIV/AIDS dengan kemajuan teknologi saat ini, serta maraknya media sosial, menjadikan kalangan anak muda sebagai populasi kunci atau kelompok berisiko, sama seperti masyarakat biasa lainnya.

Oleh karena itu agar sosialisasi, serta kampanye pencegahan HIV dapat masif di kalangan pelajar, Dinkes menyesuaikan jadwal peringatan puncak HIV/AIDS se dunia dengan jadwal libur sekolah, sehingga sebagian besar pelajar dapat terlibat.

Tema peringatan HIV/AID sedunia "saya berani saya sehat", dengan sub tema yakni lindungi yang tersayang dari HIV.

Menurut Linda, Dinkes Kota Bogor menggencarkan program TOP yakni temukan, obati dan pertahankan.

Maksudnya temukan adalah melakukan penjaringan kelompok berisiko untuk mendeteksi penderita HIV mereka diantaranya pasangan ODHA (orang dengan HIV/AIDS), ibu hamil, pasien TB, pasien hepatitis, LGBT dan calon pengantin.

"Jika ditemukan positif, kita lakukan pengobatan. Setelah diobati bagaimana mempertahankan pengobatan ditandai penurunan aktivitas virusnya," kata dia.

Pada penjaringan ini petugas menyasar pasien TB. Karena orang HIV infeksi oportuniti (infeksi penyertanya) biasanya TBC, penyakit ini menular cepat melalui udara, sedangkan penderita HIV memiliki kekebalan tubuh yang lemah.

Tercatat jumlah penderita HIV positif di Kota Bogor pada 2017 sebanyak 472 orang. Jumlah kematian akibat HIV dari tahun 2005 sampai 2017 sekitar 305 kematian.

Target Kota Bogor dalam penanggulangan HIV adalah "getting three zero" yakni meniadakan penderita baru, meniadakan orang yang meninggal karena HIV dan meniadakan stigma atau diskriminasi.

Upaya pencegahan melalui deteksi dini dengan memeriksakan diri ke puskesmas terdekat. Memahami cara penularannya, lalu menghindarkan diri dari perbuatan yang berisiko tertular HIV/AIDS.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017