Dan ternyata sukmaku tertambat di Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur, yang lahir pada tanggal 31 Mei 1293, setelah beranjangsana ke segenap kota di seantero Nusantara ini.
Terkagum-kagum akan lebih hijau dan lebih moleknya kota ini manakala dipersandingkan dengan sejumlah kota lain di pelosok negeri.
Garden city of tomorrow - nya Ebenezer Howard (1902) barangkali menjadi salah satu pelecut inspirasi dan kuatnya asa aparat pemerintah kota Surabaya yang dikomandoi oleh ibu walikota untuk mewujudkan Surabaya sebagai kota taman yang hijau, asri, dan indah.
Tak ada sejengkal tanah kosong pun di Surabaya, yang telah berumur 719 tahun ini, yang tidak disulap menjadi taman. Tidak hanya sekedar ditata, tetapi diperlihara secara berkala tumbuh kembangnya taman tersebut. Kebersihan kota pun patut memperoleh acungan dua jempol (two thumbs). Ini semua merupakan buah dari berseminya kesadaran masyarakat untuk terus menjaga kebersihan kota.
Kota lainnya yang bisa mensejajari Surabaya dalam hal kebersihan barangkali hanyalah Palembang, yang telah menggondol clean land di jajaran kota-kota di Asean.
Predikat ini dianugerahkan 8 Oktober 2011 di Hanoi Vietnam kepada Eddy Santana Putra, Walikota Palembang. Namun demikian, sebagai kota taman, kiranya belum ada kota di negeri ini yang bisa melebihi capaian Surabaya.
Penghargaan Citynet
Surabaya mendapat predikat sebagai kota terbaik ditinjau dari partisipasi warganya dalam menata kota se Asia Pasifik. Seluruh stakeholder (pemerintah, masyarakat, swasta, dan universitas) Surabaya berperan dalam pembangunan kota berwawasan lingkungan.
Penghargaan ini disematkan oleh Citynet Asia Pasifik beranggotakan 77 kota yang tergabung dalam 24 negara, pada 7 Juli 2012 silam. Penghargaan internasional bergengsi ini menggenapi Piala Adipura Kencana yang beberapa waktu lalu juga diraih Surabaya.
Selain itu, kota pahlawan ini juga telah mengantongi Wahana Tata Nugraha sebagai penghargaan atas kota yang lalu lintas dan angkutan jalannya tertib.
Tri Rismaharini (Ibu Walikota Surabaya) berujar bahwa masa depan bukanlah terjadi karena kebetulan, melainkan karena sebuah keputusan. Tindakan yang diambil hari ini akan menentukan apa yang akan terjadi kemudian.
Sejak tahun 2000 diputuskan secara serius dan konsisten, pendekatan multi stakeholders dengan melibatkan semua pihak terutama masyarakat, dalam mencari solusi permasalahan lingkungan. Saat ini Surabaya telah menuai hasil jerih payah kolektif tersebut.
Preservasi Bangunan Kuno dan Pembangunan Taman Kota
Kiranya ada 2 faktor yang menjadi kiat sukses kota Surabaya dalam menggapai prestasi yakni:
1) Optimalisasi bangunan kuno bernilai sejarah menjadi kantor pemerintah atau bank, sehingga tetap terjaga sebagai cagar budaya. Bentuk fisik luar bangunan tidak dimodifikasi, hanya desain interior yang disesuaikan dengan kebutuhan ruang perkantoran terkini yang modern. Peran pemerintah dan partisipasi kalangan swasta sangat diperlukan dalam merawat dan memanfaatkan gedung tua tersebut, agar tetap berdiri kokoh tidak tergerus oleh kepentingan bisnis kontemporer dan pragmatis.
2) Taman kota memberikan kesan oase dengan nuansa asri, segar, dan hijau. Taman kota menjadi sarana rekreasi cuma-cuma bagi warga kota. Beberapa taman terkadang dilengkapi dengan WiFi gratis, yang memungkinkan kawula muda dapat bercengkrama sambil mengeksplor internet, dan bersantai di taman. Terjaganya keasrian, keindahan, dan kebersihan taman, merupakan manifestasi dari peran aktif warganya.
Adanya taman lingkungan (community park), taman bermain (play ground), dan hutan kota sebagai ruang terbuka hijau menjadi salah satu penciri kota taman.
Upaya penyediaan ruang terbuka hijau dilakukan melalui optimalisasi tiap jengkal tanah kosong dengan penanaman sejumlah bunga-bungaan beraneka rupa dan berkonsep yang tidak hanya elok, fungsional, tapi juga bertema.
Hijaunya jalan-jalan Kota Surabaya oleh tanaman dan bunga tidak hanya memanjakan mata para pengguna lalu lintas dengan keelokan, juga dapat mendatangkan fungsi jamak yakni mengurangi pencemaran udara dengan menyerap emisi gas buang kendaraan yang berlalu lalang setiap saat.
Taman-taman bertema yang ditata dan dipelihara dengan baik di kota Surabaya mencakup: 1) Taman Bungkul, 2) Taman Flora, 3) Taman Prestasi, 4) Taman Persahabatan, 5) Taman Lansia, 6) Taman Apsari, 7) Taman Yos Sudarso, 8) Taman Dr. Soetomo, 9) Taman Mayangkara, dan 10) Taman Ronggolawe.
Patung Sura (hiu) dan Baya (buaya) yang merupakan landmark Kota Surabaya merepresentasikan bahwa arek Suroboyo adalah sosok warga yang gagah berani menyongsong resiko dan tantangan. Peristiwa heroik mengenyahkan penjajah yang dikenang setiap 10 November, berkobar dahsyat di Surabaya.
Tantangan di era modern dan globalisasi ini berupa kesemrawutan lingkungan dan lalu lintas juga diperangi dengan gigih oleh pemerintah dengan menggandeng segenap masyarakat Surabaya melalui mekanisme partisipatori, dan lambat laun dapat diatasi serta membuahkan hasil.
Surabaya dan Palembang menjadi panutan kota yang wajib diteladani oleh kota lainnya di negeri ini dalam hal penataan sebagai kota taman yang bersih, asri, indah, dan hijau. Manakala berbicara jaminan sosial, seperti pelayanan kesehatan masyarakat gratis maka Solo dan Belitung Timur juga menjadi suri tauladan.
Para bupati dan walikota seyogyanya mengusung misi pembangunan kota berwawasan lingkungan dan memformulasikan tujuan akhir (ultimate goal) mau diarahkan kemana bahtera dan wajah kota, tidak justru bersiasat jitu untuk melanggengkan trah (dinasti) kekuasaan !
Hefni Effendi
Penulis Buku “Senarai Bijak Terhadap Alam”
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
Terkagum-kagum akan lebih hijau dan lebih moleknya kota ini manakala dipersandingkan dengan sejumlah kota lain di pelosok negeri.
Garden city of tomorrow - nya Ebenezer Howard (1902) barangkali menjadi salah satu pelecut inspirasi dan kuatnya asa aparat pemerintah kota Surabaya yang dikomandoi oleh ibu walikota untuk mewujudkan Surabaya sebagai kota taman yang hijau, asri, dan indah.
Tak ada sejengkal tanah kosong pun di Surabaya, yang telah berumur 719 tahun ini, yang tidak disulap menjadi taman. Tidak hanya sekedar ditata, tetapi diperlihara secara berkala tumbuh kembangnya taman tersebut. Kebersihan kota pun patut memperoleh acungan dua jempol (two thumbs). Ini semua merupakan buah dari berseminya kesadaran masyarakat untuk terus menjaga kebersihan kota.
Kota lainnya yang bisa mensejajari Surabaya dalam hal kebersihan barangkali hanyalah Palembang, yang telah menggondol clean land di jajaran kota-kota di Asean.
Predikat ini dianugerahkan 8 Oktober 2011 di Hanoi Vietnam kepada Eddy Santana Putra, Walikota Palembang. Namun demikian, sebagai kota taman, kiranya belum ada kota di negeri ini yang bisa melebihi capaian Surabaya.
Penghargaan Citynet
Surabaya mendapat predikat sebagai kota terbaik ditinjau dari partisipasi warganya dalam menata kota se Asia Pasifik. Seluruh stakeholder (pemerintah, masyarakat, swasta, dan universitas) Surabaya berperan dalam pembangunan kota berwawasan lingkungan.
Penghargaan ini disematkan oleh Citynet Asia Pasifik beranggotakan 77 kota yang tergabung dalam 24 negara, pada 7 Juli 2012 silam. Penghargaan internasional bergengsi ini menggenapi Piala Adipura Kencana yang beberapa waktu lalu juga diraih Surabaya.
Selain itu, kota pahlawan ini juga telah mengantongi Wahana Tata Nugraha sebagai penghargaan atas kota yang lalu lintas dan angkutan jalannya tertib.
Tri Rismaharini (Ibu Walikota Surabaya) berujar bahwa masa depan bukanlah terjadi karena kebetulan, melainkan karena sebuah keputusan. Tindakan yang diambil hari ini akan menentukan apa yang akan terjadi kemudian.
Sejak tahun 2000 diputuskan secara serius dan konsisten, pendekatan multi stakeholders dengan melibatkan semua pihak terutama masyarakat, dalam mencari solusi permasalahan lingkungan. Saat ini Surabaya telah menuai hasil jerih payah kolektif tersebut.
Preservasi Bangunan Kuno dan Pembangunan Taman Kota
Kiranya ada 2 faktor yang menjadi kiat sukses kota Surabaya dalam menggapai prestasi yakni:
1) Optimalisasi bangunan kuno bernilai sejarah menjadi kantor pemerintah atau bank, sehingga tetap terjaga sebagai cagar budaya. Bentuk fisik luar bangunan tidak dimodifikasi, hanya desain interior yang disesuaikan dengan kebutuhan ruang perkantoran terkini yang modern. Peran pemerintah dan partisipasi kalangan swasta sangat diperlukan dalam merawat dan memanfaatkan gedung tua tersebut, agar tetap berdiri kokoh tidak tergerus oleh kepentingan bisnis kontemporer dan pragmatis.
2) Taman kota memberikan kesan oase dengan nuansa asri, segar, dan hijau. Taman kota menjadi sarana rekreasi cuma-cuma bagi warga kota. Beberapa taman terkadang dilengkapi dengan WiFi gratis, yang memungkinkan kawula muda dapat bercengkrama sambil mengeksplor internet, dan bersantai di taman. Terjaganya keasrian, keindahan, dan kebersihan taman, merupakan manifestasi dari peran aktif warganya.
Adanya taman lingkungan (community park), taman bermain (play ground), dan hutan kota sebagai ruang terbuka hijau menjadi salah satu penciri kota taman.
Upaya penyediaan ruang terbuka hijau dilakukan melalui optimalisasi tiap jengkal tanah kosong dengan penanaman sejumlah bunga-bungaan beraneka rupa dan berkonsep yang tidak hanya elok, fungsional, tapi juga bertema.
Hijaunya jalan-jalan Kota Surabaya oleh tanaman dan bunga tidak hanya memanjakan mata para pengguna lalu lintas dengan keelokan, juga dapat mendatangkan fungsi jamak yakni mengurangi pencemaran udara dengan menyerap emisi gas buang kendaraan yang berlalu lalang setiap saat.
Taman-taman bertema yang ditata dan dipelihara dengan baik di kota Surabaya mencakup: 1) Taman Bungkul, 2) Taman Flora, 3) Taman Prestasi, 4) Taman Persahabatan, 5) Taman Lansia, 6) Taman Apsari, 7) Taman Yos Sudarso, 8) Taman Dr. Soetomo, 9) Taman Mayangkara, dan 10) Taman Ronggolawe.
Patung Sura (hiu) dan Baya (buaya) yang merupakan landmark Kota Surabaya merepresentasikan bahwa arek Suroboyo adalah sosok warga yang gagah berani menyongsong resiko dan tantangan. Peristiwa heroik mengenyahkan penjajah yang dikenang setiap 10 November, berkobar dahsyat di Surabaya.
Tantangan di era modern dan globalisasi ini berupa kesemrawutan lingkungan dan lalu lintas juga diperangi dengan gigih oleh pemerintah dengan menggandeng segenap masyarakat Surabaya melalui mekanisme partisipatori, dan lambat laun dapat diatasi serta membuahkan hasil.
Surabaya dan Palembang menjadi panutan kota yang wajib diteladani oleh kota lainnya di negeri ini dalam hal penataan sebagai kota taman yang bersih, asri, indah, dan hijau. Manakala berbicara jaminan sosial, seperti pelayanan kesehatan masyarakat gratis maka Solo dan Belitung Timur juga menjadi suri tauladan.
Para bupati dan walikota seyogyanya mengusung misi pembangunan kota berwawasan lingkungan dan memformulasikan tujuan akhir (ultimate goal) mau diarahkan kemana bahtera dan wajah kota, tidak justru bersiasat jitu untuk melanggengkan trah (dinasti) kekuasaan !
Hefni Effendi
Penulis Buku “Senarai Bijak Terhadap Alam”
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012