Bekasi (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, menyediakan layanan perawatan bagi pasien difteri di delapan rumah sakit swasta setempat yang telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pendukung.
"Salah satu pertimbangan penunjukan delapan rumah sakit tersebut adalah ketersediaan fasilitas isolasi berupa pemisahan pasien difteri dengan pasien lainnya karena berpotensi menular," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Kusnanto di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, penyakit difteri yang disebabkan kuman itu berpotensi menular kepada orang lain dengan imun tubuh yang kurang.
"Penyakit ini ditandai dengan munculnya lapisan putih di belakang tenggorokan. Itu yang membedakan infesi saluran pernafasan akut dengan difteri," katanya.
Penanganan pasien difteri, kata dia, dikerjasamakan dengan seluruh rumah sakit di wilayah setempat dengan sejumlah kriteria fasilitas.
"Pasien difteri ini biasanya butuh isolasi. Namun tidak semua rumah sakit di Kota Bekasi memiliki fasilitas itu," katanya.
Dari total 42 rumah sakit swasta di Kota Bekasi, hanya delapan di antaranya yang dilengkapi fasilitas ruang isolasi.
Delapan rumah sakit yang dimaksud adalah, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, RS Hermina Galaxy, RS Hermina Kemakmuran, RS Awal Bros, RS Mitra Cibubur, RS Permata Bekasi, RS Siloam dan RS Anna Medika.
"Pasien dengan gejala difteri akan kita periksa melalui uji laboratorium sekitar 4-7 hari, kalau positif akan kita rujuk ke rumah sakit tersebut," katanya.
Data pada Dinkes Kota Bekasi menyebutkan, sebanyak 17 warga setempat tercatat sempat mengalami gejala difteri sepanjang Januari-Desember 2017.
"Dari 17 pasien itu, empat di antaranya positif dan telah pulih dari penyakitnya, sementara delapan negatif difteri dan lima lainnya sedang menunggu hasil laboratorium. Mereka ada pasien yang tercatat pada Desember 2017," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Salah satu pertimbangan penunjukan delapan rumah sakit tersebut adalah ketersediaan fasilitas isolasi berupa pemisahan pasien difteri dengan pasien lainnya karena berpotensi menular," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Kusnanto di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, penyakit difteri yang disebabkan kuman itu berpotensi menular kepada orang lain dengan imun tubuh yang kurang.
"Penyakit ini ditandai dengan munculnya lapisan putih di belakang tenggorokan. Itu yang membedakan infesi saluran pernafasan akut dengan difteri," katanya.
Penanganan pasien difteri, kata dia, dikerjasamakan dengan seluruh rumah sakit di wilayah setempat dengan sejumlah kriteria fasilitas.
"Pasien difteri ini biasanya butuh isolasi. Namun tidak semua rumah sakit di Kota Bekasi memiliki fasilitas itu," katanya.
Dari total 42 rumah sakit swasta di Kota Bekasi, hanya delapan di antaranya yang dilengkapi fasilitas ruang isolasi.
Delapan rumah sakit yang dimaksud adalah, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, RS Hermina Galaxy, RS Hermina Kemakmuran, RS Awal Bros, RS Mitra Cibubur, RS Permata Bekasi, RS Siloam dan RS Anna Medika.
"Pasien dengan gejala difteri akan kita periksa melalui uji laboratorium sekitar 4-7 hari, kalau positif akan kita rujuk ke rumah sakit tersebut," katanya.
Data pada Dinkes Kota Bekasi menyebutkan, sebanyak 17 warga setempat tercatat sempat mengalami gejala difteri sepanjang Januari-Desember 2017.
"Dari 17 pasien itu, empat di antaranya positif dan telah pulih dari penyakitnya, sementara delapan negatif difteri dan lima lainnya sedang menunggu hasil laboratorium. Mereka ada pasien yang tercatat pada Desember 2017," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017