Bogor (Antara Megapolitan-Bogor) - Sekitar 50 warga terlihat antre di satu-satunya pangkalan yang ada di Jalan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu petang.

Di antara puluhan warga, juga terdapat sejumlah pengecer gas elpiji bersubsidi bersiap menunggu giliran untuk mendapatkan pasokan gas 3 kg dari pangkalan milik PT Transmita Bogor Utama Jaya.

Warga yang antre tidak hanya tinggal di Jalan Menteng, ada juga yang datang dari Taman Topi, bahkan Cilendek, dan Bubulak. Mereka merasa beruntung ada pangkalan yang mau memprioritaskan warga terlebih dulu untuk mendapatkan elpiji bersubsidi seharga Rp16 ribu.

"Di daerah saya ada pangkalan yang setiap kali warga beli ngakunya habis. Tapi kalau yang datang bermobil dilayani," kata Taufik warga Gang Masjid, Cilendek.



Menurut Taufik, tidak banyak pangkalan yang mau menerapkan aturan melayani warga terlebih dahulu baru para pengecer. Hanya pangkalan di Jl Menteng yang tetap mentaati aturan hingga warga dari daerah di laur menteng datang untuk membeli setiap kali pasokan masuk.

Seperti Agus yang tinggal di Taman Topi, sudah dua hari kesulitan mendapatkan gas elpiji tiga kg. Ia sudah berkeliling wilayah Bogor Barat untuk mendapatkan tabung gas. Beruntung dari informasi warga ada pangkalan yang sedang melayani warga di Jl Menteng.

Dengan menggunakan sepeda motor, Agus mendatangi lokasi. Kebetulan masih ada jatah untuk warga luar domisili, asal sabar mengantri.

"Tadi diinfokan sama pangkalan yang ada dekat Pasar Anyar di Meteng ada pangkalan juga, saya coba ke sini, untungnya dapat," kata Agus.

Kesulitan mendapatkan gas elpiji bersubsidi dirasakan Tuti yang sehari-hari berjualan warung nasi di Gang Menteng. Menurutnya sudah dua pekan ini, gas sulit didapat.

"Saya sampai nyari-nyari ke Bubulak, kalaupun ada yang jual harganya Rp23 sampai Rp25 ribu," katanya.

Tuti beruntung pangkalan milik Tri Guzaini di Gang Menteng selalu memprioritaskan warga untuk mendapatkan gas elpiji sebelum ia menjualnya ke pengecer. Sehingga ia selalu mendapatkan gas walau terbatas.

Karena kesulitas mendapatkan gas, Tuti mengaku berdampak pada usaha warung nasi miliknya. Agar warung tetap berjualan, iapun rela mendapatkan gas dengan harga mahal ketika pasokan di pangkalan Gang Menteng habis.

"Coba pemerintah turun ke bawah, liat warga sekarang susah dapatkan gas. Mbok ya dibantu gitu," kata wanita Jawa asal Lampung ini.

Menurut Yadi antrian warga untuk mendapatkan gas elpiji sudah tiga kali, setiap pangkalan mendapat pasokan di hari Senin, Rabu dan Jumat di dua pekan terakhir ini.

"Senin kemarin juga pada ngantri, ya gas susah sekarang dapatinnya," kata Yadi.

Pemilik pangkalan Tri Guzaini menjalankan usaha sesuai aturan bahwa pangkalan harus lebih dulu melayani warga. Jika sudah terlayani, sisa dari pasokan yang ada baru dijual kepada pengecer dengan harga yang sama.

"Inikan sudah aturan, tapi memang tidak banyak pangkalan yang mau menerapkan aturan. Menjual lebih duluan ke pengecer untuk mendapatkan keuntungan," katanya.

Pangkalan yang sudah ada sejak tahun 2011 tersebut mendapatkan kuota 200 tabung setiap droppingan yakni hari Senin, Rabu dan Jumat. Dan kadang-kadang mendapat tambahan 100 tabung pada hari Sabtu.

"Saya utamakan warga dulu, jika warga sudah dapat, baru saya layani pengecer sisa dari tabung yang ada," katanya.

Banyaknya warga yang berdatangan membeli, yang tadi bebas dari mana saja, karena pasokan mulai menipis, Tri memprioritas warga Meteng untuk membeli lebih dulu, ini dibuktikan dengan KTP.

"Takutnya saya layani semua, tapi bukan warga Menteng, makanya saya batasi pasokan untuk warga Menteng biar warga tidak kesulitan," kata Tri.

Setelah antrian warga berkurang, baru giliran pengecer yang ikut mengantri. Agar semua kedapatan, pengecer dibatasi membeli maksimal lima tabung tidak boleh lebih, tujuannya agar semua kebagian.

Peri Samudja warga Meteng ini mengaku kesulitan gas elpiji saat ini membuat usahanya sebagai pengecer gas elpiji berdampak. Biasanya dari pangkalan Menteng ia mendapat pasokan 20 kini hanya jadi lima tabung.

"Tidak masalah mengantri, walau cuma lima tabung tidak masalah, daripada tidak dapat," kata Peri. (ANT/BPJ).

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017