Sukabumi (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Jawa Barat saat ini tengah melakukan fogging atau pengasapan di 40 lokasi berbeda untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Pengasapan yang kami lakukan ini di titik rawan penyebaran DBD, apalagi saat ini tengah musim hujan sehingga banyak ditemukan genangan air yang dijadikan tempat bersarangnya dan bertelurnya nyamuk," kata Kepala Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Dinkes Kota Sukabumi Lulis Delawati di Sukabumi, Rabu.
Progam pengasapan ini hanya membunuh nyamuk dewasanya saja, tetapi yang harus diperhatikan masyarakat yakni memberantas sarang nyamuk seperti membersihkan genangan air, menabur serbuk abate, membuang barang tidak terpakai dan lain-lain.
Lanjut dia, fase rawan munculnya penyakit DBD yakni November dan Desember. Progam pengasapan ini dilakukan selama satu bulan yang akan berakhir pada 20 Desember. Untuk menentukan fogging sesuai tingkat kerawanan munculnya penyakit DBD.
Menurutnya, fongging ini akan lebih maksimal jika dibarengi dengan gerakan kebersihan dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), sebab dengan kegiatan tersebut dapat membunuh jentik nyamuknya juga.
"Kami mengimbau masyarakat secara rutin melaksanakan PSN. Hingga saat ini sudah beberapa daerah yang ditemukan," tambahnya.
Lulis mengatakan untuk kasus penyebaran DBD setiap tahunnya selalu berfluktuasi, tapi dari rekapan yang dilakukan pihaknya untuk 2017 ini jumlah warga yang tertular penyakit DBD cenderung menurun dibandingkan 2016.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Pengasapan yang kami lakukan ini di titik rawan penyebaran DBD, apalagi saat ini tengah musim hujan sehingga banyak ditemukan genangan air yang dijadikan tempat bersarangnya dan bertelurnya nyamuk," kata Kepala Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Dinkes Kota Sukabumi Lulis Delawati di Sukabumi, Rabu.
Progam pengasapan ini hanya membunuh nyamuk dewasanya saja, tetapi yang harus diperhatikan masyarakat yakni memberantas sarang nyamuk seperti membersihkan genangan air, menabur serbuk abate, membuang barang tidak terpakai dan lain-lain.
Lanjut dia, fase rawan munculnya penyakit DBD yakni November dan Desember. Progam pengasapan ini dilakukan selama satu bulan yang akan berakhir pada 20 Desember. Untuk menentukan fogging sesuai tingkat kerawanan munculnya penyakit DBD.
Menurutnya, fongging ini akan lebih maksimal jika dibarengi dengan gerakan kebersihan dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), sebab dengan kegiatan tersebut dapat membunuh jentik nyamuknya juga.
"Kami mengimbau masyarakat secara rutin melaksanakan PSN. Hingga saat ini sudah beberapa daerah yang ditemukan," tambahnya.
Lulis mengatakan untuk kasus penyebaran DBD setiap tahunnya selalu berfluktuasi, tapi dari rekapan yang dilakukan pihaknya untuk 2017 ini jumlah warga yang tertular penyakit DBD cenderung menurun dibandingkan 2016.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017