Bekasi (Antara Megapolitan ) - Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai mengaplikasikan kanal laporan bagi juru pemantau jentik (Jumantik) nyamuk guna memudahkan monitoring potensi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Aplikasi ini kita namakan `Sistem Informasi Jentik oleh Jumantik` (Si-Tiktik) sebagai kanal laporan informasi potensi penyebaran DBD di tengah masyarakat," kata Kepala Diskominfo Kota Bekasi Titi Masrifahati di Bekasi, Senin.

Menurut dia, aplikasi itu akan menampung seluruh laporan dari petugas Jumantik di 49 Puskesmas setempat terkait dengan tumbuh kembang jentik nyamuk di sejumlah lingkungan penduduk.

"Aplikasi ini memberikan kemudahan dalam memonitoring penyebaran nyamuk aides agepty melalui layar aplikasi. Hasil pantauan ini secara real time akan diterima oleh admin di Diskominfo, Puskesmas dan Dinas Kesehatan," katanya.

Jika kepadatan jentik di atas 10 persen atau ada penderita positif DBD, kata dia, maka petugas Puskesmas akan melakukan pengasapan atau `fogging` di lokasi tersebut.

Namun jika kondisinya masih berada di bawah kriteria tersebut maka Puskesmas akan melakukan edukasi ke masyarakat melalui Program Pengentasan DBD.

"Penerapan aplikasi ini memudahkan Jumantik dalam memberikan laporan dan Dinas Kesehatan lebih cepat dan akurat dalam menindaklanjuti laporan tersebut," katanya.

Dikatakan Titi, aplikasi itu merupakan implementasi dalam mendukung program Kota Pintar atau Smart City.

"Dengan aplikasi ini pemantauan penyebaran nyamuk penyebab DBD bisa lebih cepat dan akurat. Program ini juga sejalan dengan Smart City Kota Bekasi," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017