Kuala Lumpur, (Antara Megapolitan) - Tiga merek kopi asal Indonesia turut serta dalam Festival Kopi Kota Kinabalu (KK) di Suria Sabah Shopping Mall yang berlangsung pada 1 hingga 3 Desember 2017.
Ketua Borneo Cafe Alliance (BCA) Frankie Liew, Jumat, mengatakan Festival Kopi KK ini memamerkan produk dan layanan kopi yang kini lebih dari sekadar minuman.
"Festival Kopi KK ini adalah yang ke dua selepas sukses diselenggarakan pada 2016. Festival diadakan dari jam 10.00 pagi sampai jam 21.00 malam dimana lebih dari 10.000 pengunjung diperkirakan akan menghadiri festival kopi terbesar di Negeri Bagian Sabah, Malaysia tersebut," katanya.
Pemasok bahan baku pada sektor Food & Beverage (F & B) dari berbagai wilayah juga telah mendaftar sebagai peserta untuk menawarkan hasil-hasil produksinya, seperti pekebun kopi dan pabrikan kopi lainnya.
Pameran dibuka resmi pada Jumat oleh Wakil Menteri Besar Sabah Datuk Seri Panglima Raymond Tan Shu Kiah yang juga Menteri Pembangunan Industri, didampingi Ketua Borneo Cafe Alliance, Frankie Liew.
KJRI Kota Kinabalu telah menggandeng tiga merek Kopi Indonesia yaitu Kopi Kapal Api dari Jakarta, Madbottle Coffee dari Solo dan Gerobak Kopi dari Nunukan.
KJRI juga menggandeng kafe lokal yang telah menjual dan mengimpor produk kopi "Wahana" Indonesia yaitu Inch Coffee dan Mountain Coffee Roaster Kopi.
Pada kesempatan tersebut peserta dari Indonesia mendemonstrasikan "coffee brewing" biji kopi Indonesia sekaligus menunjukkan bagaimana masyarakat dapat mengambil manfaat budaya kopi dengan cita rasa dari Indonesia.
Konjen RI Kota Kinabalu, Akhmad D.H. Irfan, mengatakan cita rasa kopi Indonesia telah terkenal di berbagai belah dunia.
Produksi kopi Indonesia saat ini menempati peringkat ke empat tertinggi atau 6,6 persen di seluruh dunia dengan jumlah 660 ribu ton per tahun.
Indonesia juga menjadi negara Asia Tenggara yang menempati rangking 10 besar dengan rasa kopi terbaik di dunia.
"Disamping itu, Negeri Sabah berbatasan langsung dengan wilayah Kalimantan Utara, hal tersebut cukup menguntungkan perdagangan serta diharapkan dapat lebih meningkatkan hubungan dagang ekspor impor terutama kopi dari Indonesia ke Sabah," katanya.
Konsul Fungsi Ekonomi, Hendro Retno Wulan, mengatakan nilai impor kopi Sabah dari Indonesia selama Januari-Juni menempati urutan ke lima dalam sektor non migas Sabah.
Menurut data statistik Sabah, jumlahnya sekitar Rp14 miliar per bulan atau RM27,12 juta (Rp81,36 miliar) selama semester pertama tahun 2017. Hal ini menunjukkan kopi Indonesia memiliki tempat istimewa di Sabah.
Pemilik Gerobak Kopi Nunukan, Haji Muhammad Amir mengatakan pihaknya cukup senang bisa berpartisipasi dalam pameran.
Jarak Nunukan di Provinsi Kaltara dengan Kota Tawau Negeri Sabah isa ditempuh satu jam dengan boat ferry.
"Kami berharap pada kesempatan mendatang perdagangan kopi antara dua wilayah menjadi lebih besar, terutama dengan terbukanya pelabuhan dagang di Sabah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017