Bogor (Antara Megapolitan) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian mengembangkan inovasi baru padi ciherang aromatik dengan pendekatan bioteknologi unggulan.

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Mastur, di Bogor, Kamis, menjelaskan inovasi baru berupa padi Ciherang aromatik dengan pendekatan bioteknologi yakni melalui kombinasi metode konvensional dan bioteknologi, sehingga menghasilkan galur padi ciherang aromatik dalam waktu relatif lebih cepat dan akurat dari metode konvensional biasa.

"Perbaikan padi varietas ciherang selain berkualitas juga aromatik merupakan perpaduan dua varietas padi antara varietas ciherang dengan padi varietas pandan wangi," katanya.

Ia menjelaskan padi pandan wangi memiliki potensi rata-rata 6,28 -8,83 ton per hektare gabah kering. Memiliki umur panen 110-112 hari, dan tinggi tanaman 117 cm. Sedangkan padi ciherang aromatik perpaduan padi varietas ciherang dengan padi varietas Mentikwangi potensi rata-rata 6,75-8,13 ton per hektare gabah kering giling, umur panen 110-112 hari, dengan tinggi tanaman 140 cm.

Kedua padi ciherang wangi tersebut memiliki kadar flavor atau aroma 0.8093 ppb lebih tinggi dari pandan wangi yang hanya 0.1956 ppb.

Mastus mengatakan kedua galur padi varietas aromatik tersebut adalah hasil kerja sama BB Biogen denban BB padi dalam pengujian daya hasil dibeberapa lokasi, yaitu Sukamadk, Subang, Jogjakarta, Muara dan Cipanas.

"Varietas ini akan segera dilepas sebagai inovasi pada aromatik varietas unggul baru yang dihasilkan Balitbangtan," kata Mastur.

Ia menjelaskan kualitas beras akan berpengaruh pada selera makan masyarakat di mana sebagai konsumen akan berusaha memilih beras berkualitas.

"Salah satu parameter yang menjadi pertimbangan di dalam pemilihan kualitas beras adalah rasa yang enak dan wangi," katanya.

Selain beras yang berkualitas, juga selalu menjadi pertimbangan dalam pemasaran terutama untuk tujuan ekspor maupun pasar kelas ekonomi menengah ke atas.

"Oleh karena itu, perbaikan padi menghasilkan produk beras berkualitas dalam memenuhi kebutuhan masyarakat jadi sangat penting," katanya.

Ia menambahkan padi ciherang merupakan varietas unggul nasional yang dilepas tahun 2000 oleh Menteri Pertanian. Saat ini, varietas ini masih disukai dan masih mendominasi pertamanan padi dalam skala yang luas.

Padi ciherang memiliki ketahanan terhadap beberapa hama dan penyakit, produtivitas tinggi kurang lebih 80 ton per hektare. Rasa berasnya juga enak, sehingga disukai konsumen.

Menurutnya peningkatan selera konsumen menuntut upaya peningkatan kualitas maupun keunggulan khusus yang dimiliki beras sesuai preferensi pasar.

"Varietas padi ciherang sudah mempunyai beberapa keunggulan tersebut perlu ada inovasi baru selain peningkatan kualitas juga ada penambahan sifat aromatik atau wangi sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai jual," katanya.

Mastur menambahkan teknologi padi Ciherang Aromatik merupakan hasil inovasi menggunakan bioteknologi yang aman bagi manusia dan lingkungan dengan menggunakan marka.

"Harapanya varietas ciherang aromatik ini menjadi pilihan petani karena menjadi lebih mudah dan cepat," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017