Bogor, (Antara Megapolitan) - Bicara baik/positif tak terlepas dari situasi sosial masyarakat kita. Tesis Fukuyama mengatakan masyarakat di negara-negara berkembang termasuk Indonesia umumnya di posisi low trust society yang ditandai dengan merebaknya bully, hoax, dan lainnya. 

Untuk itu #IndonesiaBicaraBaik sangat penting untuk membangun bangsa ini. Di kampus, perlu upaya mengubah karakter mahasiswa menuju karakter positif: bicara baik, positive thinking, saling menghargai.

Hal ini disampaikan Dr. Arif Satria saat menjadi pembicara dalam dialog "Pemimpin Muda #IndonesiaBicaraBaik" dalam Konvensi Nasional Humas (KNH) 2017 di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (28/11). 

"Agenda kita saat ini adalah membangun masyarakat high trust society. Artinya masyarakat di desa sebenarnya penuh dengan kultur yang luar biasa, semangat yang luar biasa. Beda dengan masyarakat di kota yang saling curiga, saling tidak percaya dan saling merendahkan. Bisnis yang harus dikembangkan juga bukan bisnis keluarga tapi profesionalitas," ujarnya.

Agenda penting bagi Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) adalah membudayakan untuk mudah mengapresiasi kegiatan orang lain. 

"Budaya kita untuk sering mengapresiasi perlu terus di promote, kick off seperti KNH 2017 dengan tagline #IndonesiaBicaraBaik, perlu diadakan lagi diberbagai forum untuk menyebarkan energi dan aura positif," tambahnya.

Menurutnya, kehidupan politik Indonesia saat ini masih menyisakan konflik dan membentuk polarisasi. Demokrasi kita belum matang, masih prosedural, nilai-nilai demokrasi belum terbangun. Konflik-konflik terus terjadi. Kebhinekaan kita tercabik-cabik. Kehidupan politik kita kurang sehat karena berdampak pada polarisasi masyarakat. 

“Tugas besar perguruan tinggi tidak hanya dalam aspek kompetensi yang hendak dibangun tetapi kredibilatas (untuk mendapat kepercayaan), kredibilitas karena kompetensi. Membangun karakter (karena value-value yang ada didirinya) dan ketiga adalah karena caring. Itulah yang hendak kita bangun,” tandasnya.

Sementara itu, Bima Arya Sugiarto selaku Walikota Bogor mengatakan hal yang membahagiakan baginya adalah saat menatap wajah optimisme warga. Tak mudah memimpin kota yang semrawut oleh angkot dan Pedagang Kaki Lima (PKL), juga adanya problem kemiskinan. 

Tapi optimisme harus dibangun. Harapan warga harus dikelola. Buat warga percaya pada pemerintah. Membangun bersama, hindari debat tak perlu di ruang publik.

Dan Dino Patti Djalal selaku Chairman Indonesia Diaspora Network Global, mengatakan saat ini ada sekira 8 juta diaspora Indonesia. Mereka promosikan  Indonesia di dunia internasional. 

“Pesan saya dalam konteks #IndonesiaBicaraBaik, saat hadapi orang yang Islamophobia, jangan dilawan! Tapi datangi mereka, tunjukkan seperti apa karakter muslim itu, biar mereka percaya bahwa muslim itu ramah, toleran, merangkul dan damai,” ujarnya.

Bima Arya Sugiarto (Walikota Bogor): Hal yg membahagiakan saya adalah saat menatap wajah optimisme warga. Tak mudah memimpin kota yg semrawut oleh angkot dan PKL, juga adanya problem kemiskinan. Tapi optimisme harus dibangun. Harapan warga harus dikelola. Buat warga percaya pada pemerintah. Membangun bersama, hindari debat tak perlu di ruang publik.(zul)

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017