Bogor (Antara Megapolitan) - Sumber daya perairan seperti lintah laut (Discodoris sp.) dapat dibuat menjadi minuman fungsional. Lintah laut memiliki sifat antioksidan dan mengandung taurin.
Tiga orang peneliti yaitu R. Marwita Sari Putri dari Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Islam Indragiri, Riau, Prof. Nurjanah dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB) beserta Kustiariyah Tarman dari Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL), LPPM-IPB melakukan percobaan untuk melihat sinergis taurin lintah laut dan temulawak dalam serbuk minuman fungsional.
Tujuan penelitian ini untuk menentukan konsentrasi komposisi bahan baku dengan mempertimbangkan efek sinergis dari taurin pada minuman fungsional dan untuk mengetahui pengaruh preparasi pada serbuk minuman fungsional terhadap jumlah taurin.
Bahan baku lintah laut (Discodoris sp.) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Perairan Cirebon, Jawa Barat. Bahan-bahan tambahan untuk formulasi meliputi jahe, temulawak, jeruk lemon dalam keadaan segar dan maltodekstrin.
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu tahap preparasi bahan baku, serta tahap formulasi minuman fungsional. Tahap formulasi diawali dengan menentukan komposisi serbuk minuman fungsional yang terbaik dari segi organoleptik.
Dari percobaan yang dilakukan diketahui bahwa daging lintah laut segar berasal dari Cirebon memiliki kandungan taurin sebesar 29,88 miligram per seratus gram.
Kandungan taurin pada lintah laut segar ini lebih rendah bila dibandingkan dengan kandungan taurin pada daging keong segar adalah 164,17 miligram per seratus gram, hati sapi (45 miligram per seratus gram), daging sapi (48 miligram per seratus gram) dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan cakalang (3 miligram per seratus gram).
Taurin adalah asam amino bebas terbanyak yang terdapat dalam jaringan yaitu otot jantung dan otak. Taurin mengandung asam amino sulfur yang mempunyai peranan penting dalam beberapa proses biologi yaitu pengembangan dari sistem saraf pusat (SSP) dan retina, stabilisasi membran, reproduksi dan sistem kekebalan.
Kandungan taurin dalam daging lintah laut segar lebih besar dari pada kandungan taurin pada rimpang temulawak yang hanya sekitar 13,45 miligram per seratus gram. Tanaman tingkat tinggi memiliki kandungan taurin yang lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman tingkat rendah, sebaliknya hewan laut lebih tinggi kandungan taurinnya bila dibandingkan dengan mamalia.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti ini menyimpulkan bahwa perbandingan jumlah lintah laut 20 persen dan temulawak 20 persen di dalam formulasi minuman ini menimbulkan efek yang sinergis terhadap kandungan taurin.
Tahap preparasi lintah laut ternyata mempengaruhi jumlah taurin yang terdapat pada serbuk minuman fungsional. Tiga formula terbaik yang diterima secara organoleptik yaitu formula T1 (Discodoris sp. 20 persen, jahe 40 persen, 20 persen curcuma, lemon 20 persen), T2 formula (Discodoris sp. 25 persen, jahe 40 persen, 15 persen curcuma, lemon 20 persen) dan T3 formula (Discodoris sp. 30 persen, jahe 40 persen, 10 persen curcuma, lemon 20 persen). (IRM/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Tiga orang peneliti yaitu R. Marwita Sari Putri dari Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Islam Indragiri, Riau, Prof. Nurjanah dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB) beserta Kustiariyah Tarman dari Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL), LPPM-IPB melakukan percobaan untuk melihat sinergis taurin lintah laut dan temulawak dalam serbuk minuman fungsional.
Tujuan penelitian ini untuk menentukan konsentrasi komposisi bahan baku dengan mempertimbangkan efek sinergis dari taurin pada minuman fungsional dan untuk mengetahui pengaruh preparasi pada serbuk minuman fungsional terhadap jumlah taurin.
Bahan baku lintah laut (Discodoris sp.) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Perairan Cirebon, Jawa Barat. Bahan-bahan tambahan untuk formulasi meliputi jahe, temulawak, jeruk lemon dalam keadaan segar dan maltodekstrin.
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu tahap preparasi bahan baku, serta tahap formulasi minuman fungsional. Tahap formulasi diawali dengan menentukan komposisi serbuk minuman fungsional yang terbaik dari segi organoleptik.
Dari percobaan yang dilakukan diketahui bahwa daging lintah laut segar berasal dari Cirebon memiliki kandungan taurin sebesar 29,88 miligram per seratus gram.
Kandungan taurin pada lintah laut segar ini lebih rendah bila dibandingkan dengan kandungan taurin pada daging keong segar adalah 164,17 miligram per seratus gram, hati sapi (45 miligram per seratus gram), daging sapi (48 miligram per seratus gram) dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan cakalang (3 miligram per seratus gram).
Taurin adalah asam amino bebas terbanyak yang terdapat dalam jaringan yaitu otot jantung dan otak. Taurin mengandung asam amino sulfur yang mempunyai peranan penting dalam beberapa proses biologi yaitu pengembangan dari sistem saraf pusat (SSP) dan retina, stabilisasi membran, reproduksi dan sistem kekebalan.
Kandungan taurin dalam daging lintah laut segar lebih besar dari pada kandungan taurin pada rimpang temulawak yang hanya sekitar 13,45 miligram per seratus gram. Tanaman tingkat tinggi memiliki kandungan taurin yang lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman tingkat rendah, sebaliknya hewan laut lebih tinggi kandungan taurinnya bila dibandingkan dengan mamalia.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti ini menyimpulkan bahwa perbandingan jumlah lintah laut 20 persen dan temulawak 20 persen di dalam formulasi minuman ini menimbulkan efek yang sinergis terhadap kandungan taurin.
Tahap preparasi lintah laut ternyata mempengaruhi jumlah taurin yang terdapat pada serbuk minuman fungsional. Tiga formula terbaik yang diterima secara organoleptik yaitu formula T1 (Discodoris sp. 20 persen, jahe 40 persen, 20 persen curcuma, lemon 20 persen), T2 formula (Discodoris sp. 25 persen, jahe 40 persen, 15 persen curcuma, lemon 20 persen) dan T3 formula (Discodoris sp. 30 persen, jahe 40 persen, 10 persen curcuma, lemon 20 persen). (IRM/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017