Bogor (Antara Megapolitan) - Warga Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat dilatih manajemen mengurangi risiko bencana dengan pengelolaan lingkungan hidup oleh Star Energy Geothermal Salak (SEGS) Ltd, Sabtu.

Perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Budi Mulyono, mengatakan Kecamatan Pamijahan termasuk kawasan yang rawan bencana.

"Di wilayah ini acapkali terjadi gempa bumi dan tanah longsor," katanya.

Menurut Budi, peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup sangat penting karena dapat mengurangi risiko bencana.

Melalui sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup, masyarakat diajak dan dilatih pentingnya kesadaran dan keaktifan dalam pengelolaan lingkungan hidup.

"Jika masyarakat menemukan adanya masalah lingkungan, seperti pengrusakan lingkungan, jangan segan untuk melapor, bisa ke ketua RT atau RW atau setempat," kata Budi.

Ia mengatakan laporan tersebut nantinya akan diteruskan kepada kepala desa, camat, atau lurah dan akan segera ditindaklanjuti. Laporan tersebut harus memuat paling sedikit informasi mengenai identitas pengadu, lokasi kejadian, sumber penyebab, waktu kejadian, dan bentuk penyelesaian yang diinginkan.

"Dengan kesadaran dan keaktifan masyarakat, lingkungan yang rusak bisa diperbaiki. Manfaat selanjutnya, risiko bencana alam bisa dikurangi," katanya.

Selain masyarakat, peran perusahaan dalam memperbaiki kerusakan lingkungan hidup juga penting, lanjut Budi.

Salah satu bentuk peran perusahaan seperti yang dilakukan SEGS dengan mengadakan sosialisasi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

"Kami mengapresiasi yang dilakukan SEGS dalam pemenuhan substansi kelayakan lingkungan hidup dan menjalankan program kemitraan serta bina lingkungan," kata Budi.

Budi Pranowo dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, mangatakan pentingnya pengelolaan lingkungan yang baik untuk mengurangi risiko bencana. Mengingat Kabupaten Bogor merupakan salah satu kawasan rawan bencana seperti gempa bumi, gunung berapi dan tanah longsor.

"Ada tiga pilar dalam penanggulangan bencana, yaitu pemerintah, masyarakat, dan perusahaan seperti yang tercantum dalam UU 24 tahun 2007," katanya.

Menurut Budi peran serta seluruh elemen dalam ketiga pilar itu sangat penting untuk mengurangi resiko bencana di wilayah Kabupaten Bogor.

Ia menegakasn bencana merupakan urusan bersama sehingga masing-masing pihak harus mengantisipasi setiap potensi bencana dan berkoordinasi dengan baik apabila terjadi bencana.

Budi menambahkan, kegiatan sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup dan penanganan bencana yang dilakukan perusahaan swasta nasional seperti SEGS bisa meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat serta semua pemangku kepentingan di Pamijahan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan penanganan bencana.

Kegiatan sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup dan tanggap bencana diselenggarakan Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS) dengan menggandeng lembaga Social Conservation Indonesia (SCI). Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah yang dihadapi.

Asset Manager SEGS, Irwan Januar KH mengatakan SEGS senantiasa berkomitmen untuk mengelola lingkungan hidup dengan baik.

Kecamatan Pamijahan yang berada dekat dengan Gunung Salak memang cukup rentan mengalami bencana alam seperti tanah longsor, gempa, dan gunung meletus. Hal ini tak lepas dari status Gunung Salak yang saat ini masih aktif dan berpotensi mengalami letusan sewaktu-waktu.

"Untuk itulah kami (SEGS-red) mengadakan acara sosialisasi ini, hanya sebagai fasilitator, karena yang berkapasitas menginformasikan pengelolaan lingkungan hidup dan penanganan bencana adalah pemerintah," kata Irwan.

Kegiatan dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Muspika Pamijahan, Karang Taruna, Tagana Pamijahan, dan Forum Pemuda Pamijahan.

Menurut Misbah, perwakilan Karang Taruna Pamijahan, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat dirasakan oleh masyarakat yang mendapat tambahan wawasan soal pengelolaan alam mengurangi risiko bencana.

"Saya mendapat wawasan baru soal pengelolaan lingkungan hidup yang tepat dan bijak untuk kawasan Gunung Salak," kata Misbah.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017