Bogor (Antara Megapolitan) - Penambangan emas memang memberikan keuntungan yang tinggi tetapi di sini lain limbah yang dihasilkannya pun mampu merusak lingkungan dengan logam berat yang dikandungnya.

Pengolahan limbah merupakan hal yang wajib dilakukan oleh pihak penambang. Berbagai metode pengolahan air limbah pun kini terus diteliti untuk menentukan metode terbaik dalam mengolah air limbah tersebut.

Salah satu mahasiswi Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Institut Pertanian Bogor (IPB), Rofi’ul Hidayah berinisiasi menggunakan biji asam jawa untuk mereduksi kandungan logam berat yang terdapat pada air limbah penambangan emas tradisional.
          
Di bawah bimbingan Dr. Ir. Hefni Effendi, M. Phil dan Dr. Ir. Sigid Hariyadi, M.Sc, Rofi’ul Hidayah mencoba mengolah limbah tambang emas dengan metode koagulasi (penggumpalan). Dalam metode ini, serbuk biji asam Jawa ditambahkan ke dalam air limbah kemudian ekstrak asam Jawa akan memerangkap senyawa berbahaya dan logam berat di dalam gumpalan-gumpalan mikroskopis (flok).

Flok kemudian diendapkan dan logam berat yang terkandung di dalam air akan ikut mengendap. Endapan yang mengandung logam berat kemudian dipisahkan dan air yang telah diolah akan mengalami penurunan kadar logam berat.
          
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan biji asam Jawa dengan dosis 0,3 g/L mampu menurunkan kandungan logam berat merkuri sebanyak 93,09% dan menurunkan Chemical Oxygen Demand (COD) sebesar 76,74%. Penggunaan dengan dosis 0,4 g/L juga mampu menurunkan padatan terlarut sebesar 96,95%.
          
''Dengan diaplikasikannya serbuk asam jawa pada limbah penambangan emas tradisional, diharapkan logam berat dan senyawa berbahaya lainnya dapat dikurangi secara drastis dan biaya pengolahan dapat ditekan dengan memanfaatkan bahan alami yang ramah lingkungan,''ujarnya. (EIR/Zul).

Pewarta: Humas IPB/Rofi’ul Hidayah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017