Bandarlampung (Antara Megapolitan-Bogor) - Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo berhasil mengembalikan kejayaan produksi jagung Lampung ke angka dua juta ton per tahun, yang pernah dicapai daerah ini pada tahun 2008.

"Saya mengucapkan apresiasi kepada seluruh petani jagung di Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan yang selama ini konsisten mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada jagung. Alhamdulillah, tahun ini kita bisa mengembalikan produksi jagung tertinggi yang pernah dicapai pada 2008," kata Gubernur Ridho, di Bandarlampung, Senin (13/11/2017).

Produksi jagung Lampung di era pemerintahan Gubernur Ridho Ficardo itu bahkan tercatat lebih tinggi, yakni 2,4 juta ton pada tahun 2017 ini.

Angka itu sekaligus membuat Lampung bisa mencapai swasembada jagung lebih cepat dari target nasional pada 2018. Kenaikan itu juga membuat Provinsi Lampung juga tetap kokoh di posisi ketiga produsen jagung nasional setelah Jawa Timur 6,18 juta ton, dan Jawa Tengah, 3,51 juta ton. Lampung menyumbang 8,59 persen produksi nasional.

Sejak memimpin Lampung pada tahun 2014, Gubernur Ridho bersama Wakilnya Bachtiar Basri, menempatkan komoditas jagung sebagai prioritas, karena produksinya masih kurang dan mendukung program Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan impor jagung. Tahap demi tahap target itu dikejar lewat berbagai program, seperti pembukaan lahan baru dan bantuan benih jagung hibrida.
                      
Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo saat berada di areal perkebunan jagug milik petani. Provinsi Lampung kembali berjaya dalam memroduksi komoditas jagung ke angka dua juta ton per tahun, yang pernah dicapai daerah ini pada tahun 2008. (ANTARA FOTO/Humas Pemprov Lampung).

Hasilnya, pada 2016 produksi jagung Lampung naik menjadi 1,5 juta dan 1,7 juta pada 2017. Kenaikan drastis terjadi pada 2017 menjadi 2,4 juta sekaligus mengembalikan angka tertinggi produksi pada 2008.

Salah satu program pendukungnya, yakni fasilitasi pengembangan jagung 189 ribu hektare, dan pembukaan lahan baru seperti di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Mesuji. Total luas lahan jagung di seluruh sentra kini mencapai 464.712 hektare (Ha).

Menurut gubernur lebih lanjut, pemerintah menjamin harga jagung pipilan kering Rp3.150/kg dengan kadar air 15 persen. Namun di Lampung, harganya bisa mencapai Rp3.500/kg. "Saat harga singkong belum membaik, saya menganjurkan petani beralih ke jagung, karena kebutuhannya masih tinggi dan pemerintah komit dengan kebijakan nol impor jagung," kata Ridho.

Lima Pabrik Pakan Ternak

Kebutuhan jagung untuk memenuhi kebutuhan lima pabrik pakan ternak di Lampung, menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Lampung, Ediyanto, sekitar dua juta ton.

Kelima produsen pakan tersebut, yakni PT Charoen Pokphand Indonesia, PT Japfa Comfeed Indonesia, PT CJ Cheiljedang Feed, PT New Hope Indonesia, dan PT Central Proteina Prima Tbk.

"Produksi jagung Lampung kini dapat memenuhi kebutuhan seluruh pabrik pakan. Namun kita tetap meningkatkan produksi mengingat kebutuhan jagung nasional masih tinggi, yakni sekitar 27,9 juta ton. Meskipun nanti pemerintah menyatakan Indonesia swasembada pangan, produksi tetap harus dijaga dengan mencari lahan baru," kata Ediyanto didampingi Kabid Tanaman Pangan Dinas TPH Lampung, Herlin Retnowati. (RLs/Humas Prov/ANT/BPJ/MTh).

Pewarta: Humas Pemprov Lampung

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017