Liga Basket Indonesia, atau lebih sering memakai istilah IBL (Indonesia Basketball League) yang selama bertahun-tahun menjadi panggung utama insan bola basket Tanah Air, kini bangkit, menginspirasi banyak pihak, dan menjadi salah satu liga olahraga yang kini diperbincangkan hangat di media sosial.

Pada awal 2020, IBL tengah memasuki masa kejayaannya. Kehadiran tim-tim baru dan euforia penonton yang memadati setiap pertandingan menjadi bukti bahwa bola basket kian diminati masyarakat. Namun, ketika kompetisi mencapai seri keenam di GOR Bima Sakti, Malang, Jawa Timur, pandemi Covid-19 memaksa segalanya berhenti. Liga musim 2020 harus berakhir tanpa juara.

Tidak hanya liga yang terhenti, banyak klub menghadapi ancaman keberlangsungan akibat ketiadaan kompetisi.

Penyelenggara liga bersama klub-klub peserta berupaya mencari cara agar kompetisi tetap berjalan tanpa mengorbankan keselamatan pemain dan ofisial.

Sistem "Bubble" 

Menyusul ketidakpastian akibat pandemi, IBL 2021 menjadi liga olahraga pertama di Indonesia yang kembali digelar. Konsep "bubble" diterapkan dengan sangat ketat, meniru apa yang juga dilakukan oleh pusat liga bola basket dunia, NBA.

Meskipun tanpa kehadiran pemain asing, kompetisi berjalan lancar. Tantangan fisik dan mental dalam "bubble" berhasil diatasi berkat kerja keras seluruh pihak yang terlibat. Hasilnya, Satria Muda Pertamina Jakarta keluar sebagai juara di musim IBL 2021 yang sulit, memberikan harapan baru bagi bola basket Indonesia.

 

Pemain Pelita Jaya Jakarta, Andakara Prastawa, menjalani pemeriksaan Covid-19. (ANTARA/HO-IBL)


Pada 2022, langkah IBL semakin tegak. Pemain asing kembali diizinkan tampil, memberikan warna baru dalam kompetisi.

Kebangkitan di 2023
Tahun 2023 menjadi tonggak kebangkitan sesungguhnya bagi IBL. Dengan dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir 2022, liga dapat kembali berjalan dengan normal.

Penonton diperbolehkan hadir di delapan seri reguler yang digelar di berbagai kota, memberikan energi baru bagi kompetisi. Bangkitnya klub yang 25 tahun puasa gelar seperti Prawira Bandung juga menambah dinamika persaingan.

Musim 2024 menandai era baru dalam sejarah IBL dengan diterapkannya sistem laga kandang dan tandang. Konsep ini, yang telah lama menjadi impian insan bola basket tanah air, akhirnya terwujud. Musim 2024 adalah kali pertama pertandingan digelar dengan penyelenggaraan di markas masing-masing klub, layaknya NBA.

Di musim 2024, Pelita Jaya Jakarta akhirnya merebut gelar juara setelah gagal di tiga final musim sebelumnya. Di tahun 2024 pula, IBL juga meluncurkan format kompetisi pramusim bernama IBL All-Indonesian 2024.

IBL 2025

Memasuki musim 2025, IBL tak banyak melakukan perubahan peraturan namun terus berupaya menyempurnakan sistem yang telah ada. Direktur Utama IBL Junas menyebut bahwa kompetisi bola basket Indonesia sudah berada dalam kestabilan yang cukup ideal usai transformasi besar di musim 2024.

Setiap klub kini berlomba-lomba untuk membangun markas masing-masing untuk mengumpulkan basis penggemar yang lebih besar, yang tentunya akan berdampak positif bagi pemasukan klub.

Baca juga: Satria Muda tingkatkan soliditas tim jelang IBL 2025
Baca juga: Jumlah pemain lokal naturalisasi IBL bertambah

Pewarta: Aditya Ramadhan

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025