Bogor (Antara Megapolitan) - Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Bogor, Jawa Barat membentuk Paguyuban Penyintas Kanker (survivor of cancer) sebagai wadah untuk edukasi serta pendampingan bagi penderita kaker.

"Penderita kanker membutuhkan pendampingan, terutama dalam proses penyembuhannya, begitu juga para penyintas, mereka juga perlu wadah untuk saling mendukung satu dengan lainnya," kata Ketua YKI Kota Bogor Yane Ardian Bima Arya, Sabtu.

Yane menyebutkan sejak tahun lalu YKI Kota Bogor sudah memiliki wacana pendirian Paguyuban Penyintas Kanker diberinama Paguyuban Survivor of Cancer, dan baru terealisir tahun ini. Penyintas adalah orang yang sembuh dari kanker.

Menurut Yane para penyintas memiliki peran penting dalam memberikan semangat kepada penderita kanker agar mau berjuang untuk sembuh dari penyakitnya.

"Para penyintas ini juga bisa menjadi motivator kepada penjuang kanker, dan juga kepada masyarakat agar bisa terhindar dari penyakit kanker melalui pengalaman-pengalaman yang dilaluinya," katanya.

Selain itu, fungsi paguyuban menjadi wadah untuk mengontrol keberadaan para penyintas, memastikan mereka benar-benar sembuh total melalui pengobatan rutin.

Yane menyebutkan kasus kanker tertinggi terjadi pada perempuan adalah kanker payudara (40,3 per 100 ribu). Data dari Globocan (2012) rate kematian kanker payudara 16.6 per 100 ribu. Diikuti kanker leher rahim (17,3 per 100 ribu) dengan rate kematian 8,2 per 100 ribu.

Sementara itu berdasarkan data Riskesdas (2013), prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1.4 per 1.000 penduduk. Di tingkat provinsi prevalensi kanker tertinggi pada Provinsi Jawa Barat dengan prevalensi sebesar 1 per 1.000 penduduk (Nasional sebesar 1,4 per 1.000 penduduk).

"WHO menyatakan bahwa 43 persen kanker dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat, dan menjauhkan diri dari faktor resiko terserang kanker seperti kebiasaan merokok, menjadi perokok pasif, kebiasaan minum alkohol, kegemukan, pola makan tidak sehat," katanya.

Faktor lainnya, perempuan yang tidak menyusui dan perempuan yang melahirkan di atas usia 35 tahun, kata Yane.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah mengatakan jumlah penderita kanker di Kota Bogor tahun 2016 sebanyak 728 orang. Dengan jumlah penderita kanker payudara sebanyak 222 orang, kanker serviks sebanyak 41 orang.

"Tahun 2017 jumlah penderita kanker hingga bulan September tercatat sebanyak 78 orang kanker payudara, dan 17 orang kanker serviks," katanya.

Rubaeah mengatakan penting bagi masyarakat untuk menjaga kesejatan dirinya dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mengurangi resiko terserang kanker. Perlu dibudayakan perilaku CERDIK sejak dini, yakni cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat cukup dan kelola stress dengan baik.

"Dengan deteksi dini kanker payudara, leher rahim pada masyarakat dapat menurunkan angka kematian akibat kanker karena pengobatan dan pencegahan dilakukan sedini mungkin," kata Rubaeah.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017