Bogor (Antara Megapolitan) - Infeksi Salmonella pada peternakan unggas mampu mengakibatkan penyakit salmonelosis pada manusia. Kontaminasi Salmonella yang paling sering dijumpai berasal dari kontaminasi pada pakan dan minuman ternak.
Untuk mencegah kontaminasi pada peternakan unggas, peternak biasanya menggunakan Antibiotic Growth Promotors (AGP) untuk membunuh Salmonella.
Penggunaan antibiotik alami merupakan salah satu upaya yang mampu dilakukan untuk menggantikan peran dari AGP. Antibiotik alami biasanya diperoleh dari ekstrak atsiri tanaman dan metabolit sekunder lainnya yang mampu menghambat atau membunuh bakteri.
Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Fensa Eka Widjaya, Yuli Retnani dan Widya Hermana (Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan) melakukan penelitian terkait suplementasi infusa daun sirih terhadap Salmonella sp. pada usus halus dan performa puyuh petelur.
Yuli mengatakan, infusa daun sirih memiliki efek antimikroba, antioksidatif, dan antihemolitik. Daun sirih mengandung banyak kandungan senyawa aktif yang mampu menghambat beberapa bakteri.
Kandungannya telah diuji di beberapa penelitian yang menyatakan bahwa daun sirih memiliki potensi untuk digunakan sebagai antibiotik alami untuk unggas di beberapa negara.
''Proses ektraksi daun sirih juga penting ditelaah untuk memastikan efektivitas dalam menghambat bakteri. Ekstrak etanol daun sirih lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen jika dibandingkan dengan ektrak air. Metode ekstraksi air lebih mudah untuk dilakukan jika dibandingkan dengan metode ekstraksi metanol,'' katanya.
Ia menambahkan, sebagian besar dari metode ekstraksi air tidak menunjukkan zona hambat pada koloni Salmonella. Tetapi metode yang tepat dalam ekstraksi air mampu menghasilkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan ektrak etanol.
Beberapa metode ekstraksi air pada tanaman menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode ekstraksi etanol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan infusa daun sirih dalam air minum burung puyuh mampu mengurangi kontaminasi Salmonella sp. yang dievaluasi pada usus halus dengan pemberian perlakuan selama 6 minggu. (AT/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Untuk mencegah kontaminasi pada peternakan unggas, peternak biasanya menggunakan Antibiotic Growth Promotors (AGP) untuk membunuh Salmonella.
Penggunaan antibiotik alami merupakan salah satu upaya yang mampu dilakukan untuk menggantikan peran dari AGP. Antibiotik alami biasanya diperoleh dari ekstrak atsiri tanaman dan metabolit sekunder lainnya yang mampu menghambat atau membunuh bakteri.
Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Fensa Eka Widjaya, Yuli Retnani dan Widya Hermana (Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan) melakukan penelitian terkait suplementasi infusa daun sirih terhadap Salmonella sp. pada usus halus dan performa puyuh petelur.
Yuli mengatakan, infusa daun sirih memiliki efek antimikroba, antioksidatif, dan antihemolitik. Daun sirih mengandung banyak kandungan senyawa aktif yang mampu menghambat beberapa bakteri.
Kandungannya telah diuji di beberapa penelitian yang menyatakan bahwa daun sirih memiliki potensi untuk digunakan sebagai antibiotik alami untuk unggas di beberapa negara.
''Proses ektraksi daun sirih juga penting ditelaah untuk memastikan efektivitas dalam menghambat bakteri. Ekstrak etanol daun sirih lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen jika dibandingkan dengan ektrak air. Metode ekstraksi air lebih mudah untuk dilakukan jika dibandingkan dengan metode ekstraksi metanol,'' katanya.
Ia menambahkan, sebagian besar dari metode ekstraksi air tidak menunjukkan zona hambat pada koloni Salmonella. Tetapi metode yang tepat dalam ekstraksi air mampu menghasilkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan ektrak etanol.
Beberapa metode ekstraksi air pada tanaman menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode ekstraksi etanol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan infusa daun sirih dalam air minum burung puyuh mampu mengurangi kontaminasi Salmonella sp. yang dievaluasi pada usus halus dengan pemberian perlakuan selama 6 minggu. (AT/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017