Bekasi (Antara Megapolitan) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memproyeksikan realiasi penambahan sejumlah sarana perkeretaapian di wilayah Jabodetabek yang sedang digarap saat ini akan menambah jumlah penumpang sebanyak 500 ribu orang per hari.
"Angkutan massal menjadi satu-satunya cara kita selesaikan masalah kemacetan di Indonesia dan kota besar. Selain membangun stasiun baru di Bekasi Timur dan kita juga bangun Double-Double Track (DDT). Kita akan tingkatkan jumlah penumpang kereta dari sekarang1 juta penumpang per hari menjadi 1,5 juta per hari di Jabodetabek," katanya.
Hal itu disampaikannya dalam pidato sambutan acara peresmian Stasiun Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, dan KRL Bekasi-Cikarang, Sabtu siang.
Budi mengatakan, Pemerintah Indoneisa dan Pemerintah Jepang tengah melaksanakan pekerjaan sejumlah sarana perkeretaapian sebagai hasil pelaksanaan proyek "elektrifikasi rel kereta dan penggandaan rel jalur utama Jawa tahap 1.
Proyek tersebut dimulai untuk merespons peningkatan masalah lalu lintas yang terjadi di wilayah Jabodetabek.
Proyek itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kereta pai dan efisiensi KRL lintas Bekasi-Cikarang dari Stasiun Manggarai, Jakarta serta membangun ekonomi dan sosial berkelanjutan di kawasan ini.
Kerja sama Indonesia-Jepang dalam Paket B1 untuk pekerjaan Elektrifikasi lintas Bekasi - Cikarang yang ditandatangani pada tahun 2012, memiliki nilai kontrak pendanaan sebesar Rp2,3 triliun.
Ruang lingkup kontrak tersebut meliputi, pembangunan drainage dan jembatan, penggantian rel dan bantalan, pekerjaan elektrifikasi seperti penggantian catenary di Manggarai dan pemasangan baru catenary lintas Bekasi - Cikarang, pembangunan Stasiun Bekasi Timur, Stasiun Cibitung dan Stasiun Cikarang sisi selatan, penambahan empat substation atau gardu listrik aliran atas baru di Buaran, Cakung, Bekas Timur, dan Cikarang, pekerjaan sinyal Telkom berupa pergantian sistem persinyalan SSI menjadi K5B (Kyosan).
Pengoperasian KRL lintas Bekasi - Cikarang ini adalah lintas pelayanan baru sepanjang 16,74 KM yang dapat ditempuh dalam waktu 21 menit.
Frekuensi perjalanan kereta dijadwalkan sebanyak 32 KA per hari dengan titik keberangkatan KRL pertama dari Stasiun Cikarang adalah pukul05.05 WIB, sedangkan kedatangan KRL terakhir di Stasiun Cikarang adalah pukul23.45 WIB.
Menurut Budi, pihaknya tengah menggandeng kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah di Jabodetabek guna mendukung program layanan angkutan massal agar masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi kepada angkutan umum.
"Kita ajak Bekasi, Bogor, Tangerang, Depok dan Jakarta untuk mau membangun kebersamaan ini," katanya.
Budi menambahkan, pihaknya juga tengah menggarap proyek Light Rapid Transit (LRT) berkapasitas tampung 450 ribu penumpang per hari serta Mass Rapid Transit (MRT) berkapasitas 400-500 ribu penumpang per hari.
"Bahkan Kota Bekasi juga sudah memulai operasional Transpatriot pada November 2017," katanya.
Dia berharap, seluruh proyek angkutan massal bisa berjalan dengan baik mulai 2019-2020.
"Kita harapkan semua angkutan massal berjalan baik, sehingga 2019-2020 tercapai moda angkutan yang lebih banyak dan bervariasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Angkutan massal menjadi satu-satunya cara kita selesaikan masalah kemacetan di Indonesia dan kota besar. Selain membangun stasiun baru di Bekasi Timur dan kita juga bangun Double-Double Track (DDT). Kita akan tingkatkan jumlah penumpang kereta dari sekarang1 juta penumpang per hari menjadi 1,5 juta per hari di Jabodetabek," katanya.
Hal itu disampaikannya dalam pidato sambutan acara peresmian Stasiun Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, dan KRL Bekasi-Cikarang, Sabtu siang.
Budi mengatakan, Pemerintah Indoneisa dan Pemerintah Jepang tengah melaksanakan pekerjaan sejumlah sarana perkeretaapian sebagai hasil pelaksanaan proyek "elektrifikasi rel kereta dan penggandaan rel jalur utama Jawa tahap 1.
Proyek tersebut dimulai untuk merespons peningkatan masalah lalu lintas yang terjadi di wilayah Jabodetabek.
Proyek itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kereta pai dan efisiensi KRL lintas Bekasi-Cikarang dari Stasiun Manggarai, Jakarta serta membangun ekonomi dan sosial berkelanjutan di kawasan ini.
Kerja sama Indonesia-Jepang dalam Paket B1 untuk pekerjaan Elektrifikasi lintas Bekasi - Cikarang yang ditandatangani pada tahun 2012, memiliki nilai kontrak pendanaan sebesar Rp2,3 triliun.
Ruang lingkup kontrak tersebut meliputi, pembangunan drainage dan jembatan, penggantian rel dan bantalan, pekerjaan elektrifikasi seperti penggantian catenary di Manggarai dan pemasangan baru catenary lintas Bekasi - Cikarang, pembangunan Stasiun Bekasi Timur, Stasiun Cibitung dan Stasiun Cikarang sisi selatan, penambahan empat substation atau gardu listrik aliran atas baru di Buaran, Cakung, Bekas Timur, dan Cikarang, pekerjaan sinyal Telkom berupa pergantian sistem persinyalan SSI menjadi K5B (Kyosan).
Pengoperasian KRL lintas Bekasi - Cikarang ini adalah lintas pelayanan baru sepanjang 16,74 KM yang dapat ditempuh dalam waktu 21 menit.
Frekuensi perjalanan kereta dijadwalkan sebanyak 32 KA per hari dengan titik keberangkatan KRL pertama dari Stasiun Cikarang adalah pukul05.05 WIB, sedangkan kedatangan KRL terakhir di Stasiun Cikarang adalah pukul23.45 WIB.
Menurut Budi, pihaknya tengah menggandeng kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah di Jabodetabek guna mendukung program layanan angkutan massal agar masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi kepada angkutan umum.
"Kita ajak Bekasi, Bogor, Tangerang, Depok dan Jakarta untuk mau membangun kebersamaan ini," katanya.
Budi menambahkan, pihaknya juga tengah menggarap proyek Light Rapid Transit (LRT) berkapasitas tampung 450 ribu penumpang per hari serta Mass Rapid Transit (MRT) berkapasitas 400-500 ribu penumpang per hari.
"Bahkan Kota Bekasi juga sudah memulai operasional Transpatriot pada November 2017," katanya.
Dia berharap, seluruh proyek angkutan massal bisa berjalan dengan baik mulai 2019-2020.
"Kita harapkan semua angkutan massal berjalan baik, sehingga 2019-2020 tercapai moda angkutan yang lebih banyak dan bervariasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017