Jakarta, (Antara Megapolitan) - Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Prof Intan Ahmad mengatakan revolusi ke-4 telah menciptakan berbagai model bisnis baru yang semakin inovatif.

"Revolusi ini dipastikan berdampak pada semua aspek kehidupan manusia dan menentukan perkembangan secara global," kata Intan dalam Orasi Ilmiahnya pada acara Wisuda Universitas Pancasila di Jakarta, Selasa.

Intan menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul "Memperkuat Daya Saing Bangsa Melalui Riset, Inovasi dan Kewirausahaan Dalam Menyongsong Revolusi Industri ke-4".

Ia mengatakan pada abad ke-21 saat ini adalah era yang serba terbuka dan terintegrasi sudah memasuki era "Internet of Things", nirkabel atau memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus menerus secara otomatis tanpa mengenal jarak.



"Dunia menghadapi pekembangan tantangan baru yang dikenal dengan revolusi industri ke-4," ujarnya.

Ia menjelaskan revolusi industri pertama (1784) tonggak dimulainya produk-produk baru dengan bantuan mesin bertenaga air dan uap. Revolusi ke-2 ditandai dengan produksi massal dengan pemanfaatan energi listrik. Seperti "assembly line", sistem ban berjalan yang dioperasikan oleh Henry Ford pada tahun 1870.

Selanjutnya revolusi industri ke-3 (1969) tercipta "programmable logic" berbasis teknologi informasi, di mana proses produksi menjadi semakin canggih dan otomatis.

Dan saat ini revolusi industri ke-4 adalah eranya "ubiquitous, mobile supercomputing, intelligent robot, self-driving cars, neuro-tecnological brain enhancement".

Dikatakannya para pakar menyebut revolusi ini telah menciptakan berbagai model bisnis baru yang mampu mengubah bisnis lama. Misalnya, memesan taksi, membeli tiket pesatwa terbang, membeli produk, memesan kamar hotel semuanya bisa dilakukan dengan "online" atau daring melalui telepon genggam yang kita miliki.

Untuk itu kata dia perguruan tinggi dituntut kesanggupannya dalam memproduksi SDM terdidik yang berkualitas, terampil dan dinamis serta menjadi "learner" yang mampu belajar dan mengejar hal-hal yang baru.

Sumber Daya Alam perlu ditingkatkan nilai tambahnya dan bagaimana menyiapkan generasi muda agar siap menghadapi revolusia industri ke-4 ini sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat bisa naik, dan harus diakui bukan hal mudah untuk dilakukan.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017