Bogor (Antara Megapolitan) - Perhimpunan Ilmu Pemulia Indonesia (PERIPI) menggelar seminar internasional dan nasional di Bogor, Jawa Barat, Senin, membahas pemanfaatan sumber daya genetika untuk perbaikan produktivitas dan kualitas sayuran dan buah-buahan, melalui presentasi hasil penelitian.

"Tujuan seminar ini untuk mempresentasikan hasil-hasil penelitian di bidang genetika, karakterisasi dan pengayaan sumber daya genetik serta pemulia untuk perbaikan produktivitas dan kualitas," kata Ketua Panitia Desta Wirma.

Desta menyebutkan seminar nasional dan internasional tersebut menghadirkan pembicara dari tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Kanada, serta peserta dari empat negara yakni Jepang, Malaysia, Indonesia dan Kanada dengan total 250 peserta.

Selain seminar juga ada pameran hasil-hasil penelitian dan inovasi yang dihasilkan oleh para anggota PERIPI seperti cabai hias warna-warni, cabai dengan level pedas tertentu, varietas baru kentang tahan hama, pepaya kalina, tomat non hibrida dan masih banyak lainnya.

Salah satu pembicara dari University of Saskachewan, Kanada, Prof Bunjamin Tar`an membagi pengalaman keberhasilan para petani di Kanada yang mampu mengembangkan kacang arab yang berasal dari Turki sehingga kini menjadi pengeksport.

"Ini salah satu contoh peran pemulia dalam menghasilkan sumber daya genetika untuk meningkatkan produktivitas serta kualitas," kata Desta.

Seminar PERIPI kali ini bekerja sama dengan Pusat Kajian Hortikultura Tropi Institut Pertanian Bogor (PKHT-IPB) yang telah merilis 56 varietas hortikultura sepanjang tahun 2006 hingga saat ini.

Ketua PKHT-IPB Dr Darda Efendi menyebutkan pemulia dan varietas baru adalah ujung tombak dari pengembangan bibit atau benih di Tanah Air. Maka salah satu misi PKHT adalah untuk meningkatkan pengabdian pemulia dalam menghasilkan varietas-varietas baru, terutama buah-buahan dan sayuran.

"Memastikan varietas bisa dikembangkan di masyarakat tani, dan sampai dipasarkan baik untuk domestik maupun untuk ekspor," katanya.

Salah satu contoh pasar pepaya awalnya kurang menarik, lalu PKHT-IPB melepas Pepaya Kalina, pasar yang tadinya lesu, kini bisa bergerak ke arah yang lebih baik.

"Sekarang pepaya kalina sudah ditanam di seluruh pelosok Indonesia, dan kemanapun kita berbelanja baik di pasar tradisional maupun modern yang tersedia sekarang pepaya kalina, atau dulu disebut California," kata Darda.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017