Bogor (Antara Megapolitan) - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan PT Jababeka dan President Executive Club menjembatani dialog antara akademisi, pelaku bisnis perikanan dengan pemerintah guna membicarakan pemanfaatan sumberdaya ikan untuk kesejahteraan bangsa melalui proses bisnis. Acara dikemas dalam bentuk Business Forum yang bertajuk "Potensi Sumberdaya Ikan dan Peluang Usaha Perikanan". 

Acara yang digelar di Gedung Executive Development Training Center (EDTC) Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Kampus IPB Baranangsiang, Bogor (19/9).

Dekan FPIK IPB, Dr. Luky Adrianto menyampaikan harus ada forum yang seimbang dalam menjalankan bisnis perikanan. 

"Dalam bisnis perikanan tidak bisa mengesampingkan ekosistem, sumberdaya, potensi tangkapan, strategi pemanenan maupun pemetaan dari stok potensial tangkapan. Sehingga ilmu pengetahuan diperlukan untuk menjawab hal tersebut," ujarnya.

Menurut dia, ada keterkaitan antara bisnis, pasar, ilmu pengetahuan dan protokol, sehingga para pelaku tidak bisa menjalankan masing masing. Semua harus bersinergi, saling mendukung dan saling mengisi.

Forum bisnis ini bertujuan untuk melengkapi dan memberikan input dari kebijakan yang diambil. Dalam kesempatan ini dibangun komunikasi dua arah yang konstruktif, membangun komunikasi ilmiah.

Direktur PT. Jababeka, Setyono Djuandi Darmono, menambahkan forum ini sangat penting dan diperlukan. Karena itu, ia sangat mendukung di tiap wilayah ada forum yang terdiri dari Akademisi, Businessman, Goverment, dan Communities (ABGC) yang saling bersinergi.

"Pebisnis seringkali pusing dengan keluarnya kebijakan-kebijakan dari pemerintah. Hal ini perlu dikomunikasikan. Untuk itu, dengan diskusi akan ada solusi yang baik, paham apa yang dihadapi oleh pengusaha, pengusaha paham apa yang diinginkan pemerintah. Saya menyarankan ABGC dibentuk di tiap daerah, institusi pendidikan membantu mencari jalan keluar. Terkait perdagangan internasional, Indonesia harus punya hubungan  baik dengan dunia internasional. Kita tidak boleh anti asing, nasionalisme penting namun bukan berarti nsionalisme yang sempit," katanya menjelaskan. 

Keakuratan data terkait jumlah target ekspor impor pun dibahas dalam forum ini. Andi, perwakilan pengusaha sektor budidaya memberi masukan terkait peluang besar yang harus digarap Indonesia dari sektor budidaya ikan.

Andi mengatakan, sektor budidaya ikan belum banyak dilakukan di Indonesia. Ia menilai China bisa menjadi nomor satu dunia bukan dari perikanan tangkap, melainkan dari perikanan budidaya. Padahal dilihat dari luas wilayah laut, Indonesia jauh lebih besar dari China.

Tampak hadir dalam acara ini diantaranya perwakilan Asosiasi Perikanan Tangkap Terpadu (ASPERTADU), Kementerian Perdagangan RI, akademisi dari FPIK IPB, USAID-SEA, Direktorat Kelautan dan Perikanan, serta Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. (dh)

Pewarta: Humas IPB

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017