Bekasi (Antara) - Situs www.nikahsirri.com menawarkan jasa pernikahan siri kepada masyarakat umum bahkan secara terang-terangan melelang keperawanan perempuan yang ingin dinikahi secara siri oleh kaum pria.

Pengurus Rukun Warga (RW) 10 Perumahan TNI Angkatan Udara Angkasa Puri, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, meminta pengelola akun Lelang Perawan www.nikahsirri.com untuk hengkang dari lingkungannya.

"Dia harus mengubah alamat kantornya, jangan di lingkungan kami. Warga minta dia pindah ke lingkungan lain saja," kata Ketua RW10 Perumahan TNI AU Angkasa Puri Jatiasih, Catur Nur Setiadi (53) di Bekasi, Sabtu.

Permintaan itu dilatarbelakangi keresahan warganya atas aktivitas pengelolaan akun yang telah menuai kecaman dari Kementerian Sosial.

Dia mengaku telah melayangkan surat resmi atas permintaan hengkang Aris Wahyudi (49) selaku pengelola situs tersebut yang kini tinggal secara mengontrak rumah di Jalan Manggis Blok A 91 RT01 RW10 Perumahan TNI AU Angkasa Puri Jatiasih.

"Kami tetap tidak setuju adanya aktivitas tersebut di lingkungan kami," katanya.

Aris diketahui telah tinggal di rumah tersebut sejak Juni 2017 setelah mengontrak rumah milik Ari yang kini berperan sebagai admin situs.

"Dia mengontrak selama setahun di rumah tersebut," katanya.

Menurut dia, Aris hanya akan diberi izin tinggal di perumahan itu bila profesinya sebagai fasilitator nikah siri lelang keperawanan diganti nama serta beralih pada usaha jasa yang lebih sopan.

"Ada juga permintaan warga agar alamat situsnya dihapus atau diblokir, karena stigma yang terbangun dari nama situs tersebut tidak baik untuk masyarakat," katanya.

Manyikapi permintaan itu, Aris Wahyudi mengaku telah berniat untuk menyewa rumah toko (ruko) di kawasan niaga Grand Galaxy, Kecamatan Bekasi Selatan.

"Bahkan saya juga akan mengubah nama situs ini menjadi `Menikah Pertama` karena nama yang sekarang memang agar kasar," katanya.

Hingga kini pihaknya masih dalam proses negosiasi harga sewa ruko yang kini berkisar Rp75 juta hingga Rp100 juta per unit.

Dia juga mengaku telah menghapus alamat rumah kontrakan di Perum TNI AU Angkasa Puri Jatiasih akibat banyaknya tentangan dari warga sekitar.

"Alamat kantor admin kami di Angkasa Puri sudah tidak ada di situs tersebut," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017